TRIBUNNEWS.COM - Awal mengerikan dijalani Frank Lampard pada masa bakti keduanya melatih Chelsea pada saat ini.
Sejak menjalani debut melawan Wolves, Sabtu (8/4/2023), Lampard tak mampu sekalipun menghindarkan Chelsea dari kekalahan.
Lampard juga tak bisa mengembalikan ketajaman Chelsea, dimana lini depan The Blues hanya mampu mencetak satu gol dari empat laga terakhir.
Kekalahan beruntun melawan Wolves, Real Madrid (2x) dan Brighton menjadi bukti start buruk Lampard bersama Chelsea.
Dilansir Opta, LampardĀ berhak menyandang status sebagai pelatih Chelsea pertama yang memulai masa kepelatihannya dengan empat kekalahan beruntun dalam 118 tahun sejarah klub.
Baca juga: Miris Lihat Chelsea Terdepak dari Liga Champions, Didier Drogba Semprot Todd Boehly
Catatan kelam itu seakan membuat posisi Lampard semakin terpojokkan karena rawan dijadikan kambing hitam sebab keterpurukan Chelsea.
Kini, Lampard masih memiliki pekerjaan berat untuk menyelamatkan nasib Chelsea musim ini di Liga Inggris.
Diketahui Chelsea masih berjuang untuk bisa mengatrol posisi mereka ke posisi yang lebih baik dari sekarang.
Tim sekelas Chelsea yang biasanya bersaing memperebutkan gelar juara hanya berada di papan tengah klasemen Liga Inggris musim ini.
Chelsea saat ini masih tertahan pada urutan kesebelas dengan perolehan 39 poin dari 31 laga yang dimainkan.
Torehan 10 kemenangan, 9 hasil imbang dan 12 kekalahan menjadi rapor buruk Chelsea musim ini di liga domestik.
Apesnya lagi, jarak poin antara Chelsea lebih dekat dengan penghuni zona degradasi ketimbang pemuncak klasemen.
Lini serang Chelsea pun tumpul lantaran hanya mampu mencetak 30 gol dari 31 laga musim ini.
Padahal, gelontoran dana selangit telah dikeluarkan Chelsea pada dua jendela transfer musim ini, tapi hal itu seakan malah sia-sia.
Performa Chelsea justru jauh dari kata mengesankan pada musim ini.
Keterpurukan malah menjadi satu kata tepat yang menggambarkan performa Chelsea musim ini di semua kompetisi.
Setelah tersingkir tragis dari Liga Champions, kini Chelsea harus bisa mengalihkan fokus untuk melanjutkan perjuangan di Liga Inggris.
Masih ada tujuh laga sisa yang harus dimainkan Chelsea untuk menentukan nasibnya sendiri di liga domestik.
Lampard otomatis punya tanggung jawab besar untuk bisa memaksimalkan tujuh laga tersebut dengan meraih kemenangan.
Jika tidak, Lampard rawan dikenang sebagai pelatih terburuk dalam sejarah Chelsea di mata para penggemar klub tersebut.
Tak hanya itu saja, Chelsea bahkan terancam masuk zona degradasi jika konsisten menelan kekalahan pada tujuh laga sisa musim ini.
Seandainya hal itu terjadi, maka keputusan Chelsea mempercayakan nakhoda kepelatihan kepada Lampard menjadi pertaruhan yang sangat besar.
Liga Inggris pun benar-benar menjadi panggung terakhir penebusan dosa Lampard bersama Chelsea pada akhir musim ini.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)