"Mereka percaya ini adalah tawaran terbaik, tawaran terakhir yang akan mereka buat - sekarang terserah Glazers. Apakah mereka benar-benar serius menjual Man Utd dengan tawaran rekor dunia di atas meja? Ini bukan hanya luar biasa bagi mereka , dan akan melihat mereka menghasilkan banyak sekali keuntungan, tetapi orang-orang Qatar percaya itu juga tawaran terbaik demi klub," kata Kaveh Solhekol.
Keluarga Glazer Modal Dengkul
Diketahui, Keluarga Glazer menuai banyak protes dan tuntutan mundur dari kepemilikan Man United sejak menyelesaikan pengambilalihan klub secara penuh pada 2005.
Ya, Man United sempat sukses pada beberapa tahun masa kepemilikan Keluarga Glazer, tetapi hal itu sebagian besar berkat manajemen pelatih sekaligus manajer legendaris, Sir Alex Ferguson.
Protes dan tuntutan dari fans Man United terus terjadi selama masa kepemilikan Glazer, bahkan ketika Man United menjadi juara Eropa pada 2008.
Protes para fans itu merujuk pada fakta kalau Keluarga Glazer cuma 'modal dengkul' saat membeli Man United.
Mereka membeli Man United dengan dana hasil utang senilai 100 juta pound dan membebaninya kepada manajemen klub peraih 13 kali juara Liga Inggris Premier League tersebut.
Keluarga Glazer belum menginvestasikan uang mereka sendiri di Man United.
Meskipun banyak uang dihabiskan untuk biaya transfer pemain, dana itu semua adalah uang yang diperoleh dari penghasilan klub.
Keluarga Glazer malah mengambil dana melalui dividen, sementara bunga pinjaman yang merak pakai buat membeli Man United, terus tumbuh dan mencekik.
Hasilnya, banyak infrastruktur klub justru terabaikan.
Stadion Old Trafford dan pusat latihan Man United di Carrington juga dilaporkan tertinggal dari klub-klub rival.
Keluarga Glazer makin tidak populer karena dianggap serakah dan tak mau mengalah.
Bahkan proses penawaran penjualan klub dibingungkan oleh fakta bahwa dua anggota keluarga Glazer, Avram dan Joel, dikabarkan ingin tetap memiliki saham di klub tersebut.