"Tentang kehadiran timnas Argentina ke Indonesia belum dapat saya konfirmasikan," tegasnya.
Sebelum ini, PSSI cenderung memilih lawan mudah di FIFA Matchday, atau lawan berperingkat lebih tinggi tetapi dengan materi pemain lebih lemah.
Timor Leste dapat ditaklukkan dengan mudah pada Januari 2022, lalu duel melawan Curacao juga bisa dimenangi walau dengan susah payah (Oktober 2022).
Hanya pada laga melawan Burundi, tim Garuda tak melakukan sapu bersih, lantaran ditahan imbang 2-2 setelah menang 3-1 pada laga pertama (Maret 2023).
Hasil positif pada FIFA Matchday, dibarengi penampilan impresif di laga resmi (Kualifikasi Piala Asia 2023 dan Piala AFF 2020/2022), membuat Indonesia merangkak di ranking dunia.
Saat Shin Tae-yong datang pada 2019, Indonesia terjerembab di peringkat 170, lalu pada detik ini, tim Merah Putih berkibar di peringkat 149.
Tren menanjak itu terancam tak berlanjut untuk sementara waktu, jika melihat profil dua tim lawan pada Juni.
Palestina merupakan tim penghuni peringkat 93 dan memiliki pemain berkualitas seperti eks Persib Mohammed Rashid.
Kans Indonesia untuk menaklukkan Palestina sudah terbilang sulit, apalagi jika berjumpa Argentina.
Argentina bisa dibilang berada di level yang berbeda dengan Indonesia, sehingga harapan terbaik bagi Rizky Ridho dkk adalah bobol sesedikit mungkin.
Terakhir kali Indonesia kedatangan "alumnus" Piala Dunia pada 2010, Uruguay membantai tim Garuda dengan skor 7-1.
Apabila pada akhirnya Indonesia menelan kekalahan dari Palestina dan Argentina, publik Tanah Air harus siap melihat tak ada kabar baik di ranking FIFA.
Timnas Indonesia Bisa Raup Banyak Keuntungan
Terlepas dari potensi kerugian tersebut, Timnas Indonesia juga bisa mendapatkan sejumlah keuntungan dari laga melawan Timnas Argentina.