Dean Smith pun menyerukan para pemainnya untuk lebih marah di laga krusial ini. "Anda harus lebih marah, berlari lebih cepat, dan lebih cerdas dari lawan. Jika kita melakukan itu, maka kita punya peluang bagus," ujarnya menyuntikkan kepercayaan diri para pemain.
Semith sendiri punya rekor bagus kontra Liverpool. Terakhir kali dirinya bertemu skuat asuhan Juergen Klopp itu adalah saat masih menukangi Aston Villa di musim 2020.
Dan, dia menyimpan kenangan indah setelah menggilas Liverpool 7-2 pada Oktober 2020.
Tapi Leicester yang diasuhnya sekarang tentunya adalah tim yang berbeda. 14 laga terakhir di berbagai kompetisi, "Si Rubah" hanya pernah sekali menang. Selebihnya mereka hanya seri tiga kali, dan sepuluh kali kalah.
Toh Smith tetap berusaha mengusung optimisme. Dia mengingatkan rekor harum Leicester yang selalu mengalahkan Liverpool dalam dua laga terakhir di Stadion King Power.
Dia juga menyebut, timnya punya celah karena rekor tandang Liverpool musim ini tak terlalu baik. "Si Merah" hanya menang tiga kali dari sepuluh laga tandang terakhir.
Rekor yang tak terlalu bagus itu juga yang membuat Liverpool kini tertahan di peringkat lima klasemen sementara dengan 62 poin dari 35 laga, terpaut empat poin dari Manchester United di peringkat empat.
"Ini adalah waktu yang sulit untuk menghadapi mereka. Tapi mereka belum memenangkan banyak pertandingan tandang seperti biasanya.
Di Liga Premier, jika saya benar, mereka hanya mengambil sepuluh poin dari 30 pertandingan terakhir. Kami harus memastikan, punya performa seperti Brighton, atau Brentford yang berhasil mengalahkan mereka," kata Smith.
Namun, Smith tak boleh melupakan fakta, betapa Liverpool sekarang sedang dalam mode menyala. Mereka menyapu bersih kemenangan di enam laga terakhir --dengan dua adalah laga tandang. Masing-masing menghancurkan Leeds United 1-6, dan West Ham 1-2.
Maka memang, melawan The Reds saat ini adalah sebuah kesalahan. Bagaimana pun, "si Rubah" harus berusaha sekuat tenaga mencuri poin, agar bisa segera berjingkat keluar dari zona degradasi.
Jamie Vardy, bagaimana pun masih jadi andalan di lini depan. Striker berusia 36 tahun ini hanya mencetak tiga gol dari 34 penampilan (17 start).
Tapi, Vardy punya rekor bagus kontra Liverpool dengan delapan kali mencetak gol. Hanya Andrew Cole (11), dan Harry Kane (sembilan). Enam gol di antaranya lahir di Stadion King Power. Jadi, sang bomber ini memang harus diwaspadai.
Di kubu Liverpool, Mohamed Salah adalah sebuah ancaman konstan. Striker asal Mesir ini telah mencetak 19 gol liga, yang berarti dia sekarang tinggal satu lagi untuk mencapai 20 gol.