TRIBUNNEWS.COM - Pertandingan antara Timnas U22 Indonesis vs Thailand di final sepak bola SEA Games 2023 telah berakhir, Selasa (16/5/2023).
Timnas U22 Indonesia berhasil meraih medali emas setelah meraih kemenangan dengan skor 5-2.
Namun, di balik selebrasi kemenangan tersebut, ternyata ada rekor terkait jumlah penonton pertandingan yang berhasil dipecahkan pada final SEA Games 2023 itu.
Seperti yang diketahui, Kamboja memberikan siaran gratis konten mengenai ajang dua tahunan di Asia Tenggara itu melalui beberapa saluran di YouTube.
Namun, beberapa saluran TV di negara lain masih membebankan biaya kepada para suporter yang ingin menonton.
Oleh karena itu, banyak suporter Asia Tenggara yang membanjiri saluran YouTube VTV The Thao untuk menonton pertandingan.
Dikutip dari thethao247.vn, selama berlangsung, final antara Indonesia vs Thailand telah menarik 2,5 juta penonton di saluran YouTube VTV The Thao. Ini adalah rekor yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Namun, berdasarkan pantauan dari Tribunnews, jumlah itu terus bertambah sampai Rabu (17/5/2023) pukul 16.15 WIB.
Kini jumlah penonton siaran ulang laga itu telah mencapai 14 juta orang.
Bagaimanapun, laga final itu memang menyajikan banyak drama dan ketegangan sepanjang 120 menit.
Mulai dari comeback yang dilakukan oleh Thailand pada menit akhir babak kedua.
Selebrasi yang terlalu dari awal yang dilakukan oleh Indra Sjafri sampai baku hantam yang terjadi di pinggir lapangan.
Hujan kartu pun juga terjadi di Kamboja, Thailand bahkan harus bermain dengan delapan pemain setelah timnya memperoleh tiga kartu merah dari wasit.
Baca juga: Marselino Ferdinan Dapat Label Anak Emas setelah Antar Timnas U22 Indonesia Juara SEA Games 2023
Belajar dari Kesalahan
Sementara itu, pelatih Thailand, Issara Sritaro mengatakan bahwa perkelahian yang terjadi antara Indonesia vs Thailand harus dijadikan pelajaran supaya tak terulang.
Para pemain harus belajar untuk mengendalikan diri, mengendalikan emosi. Sebab apa yang terjadi bisa memengaruhi emosi para suporter juga.
Namun, ia menegaskan bahwa tak ada masalah antara kedua tim. Semua baik-baik saja.
Bahkan, kini FA Thailand telah melayangkan permintaan maaf secara resmi melalui Facebook terkait dengan kejadian itu.
Mereka akan membentuk tim untuk menyelidiki duduk perkara keributan tersebut.
"Ini bisa menjadi emosi umum dari permainan. Namun, para pemain harus mengendalikan diri," tutur Issara Sritaro.
"Saya tidak dapat berpartisipasi dalam tawuran. Berantakan dan seharusnya dapat dicegah."
"Meski begitu, saat pertandingan usai, kedua tim tak ada masalah. Kami tidak boleh bertengkar karena itu akan mempengaruhi para suporter dan para pemain."
"Saya berharap para pemain saya akan segera pulih sepenuhnya untuk kembali ke klub."
"Mungkin ada kontroversi mengenai perkelahian itu tetapi itu adalah pelajaran. Pemain muda perlu belajar mengendalikan diri untuk menghindari jatuh ke dalam situasi yang sama," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Deni)