TRIBUNNEWS.COM- Ada pemain yang sengaja direkrut untuk membawa Manchester City juara Liga Champions musim ini. Pemain itu bukanlah Bernardo Silva.
"Silva tak pernah jadi top skor," ujar pelatih Manchester City, Pep Guardiola menyergah pada Maret lalu, setelah salah satu pemain favoritnya itu mencetak gol di Stadion Etihad pertama-kalinya sejak Agustus.
Pemain yang dimaksud bisa membawa Manchester City juara adalah Erling Haaland, sang monster yang telah mencetak 12 gol di Liga Champions, dan 36 gol di Liga Primer musim ini.
Tapi dalam duel leg kedua semifinal Liga Champions di Stadion Etihad (18/5) dini hari, terlihat bagaimana Haaland gagal memanfaatkan dua peluang emas, setelah ditepis Kiper Madrid, Thibaut Courtouis yang memang tampil luar biasa.
Dan, dalam momen ini, adalah Silva yang justru jadi pembeda.
Gol pembuka di menit ke-23 bermula dari kecerdikan Kevin de Bruyne yang melepaskan umpan magis, dan Silva entah bagaimana tiba-tiba sudah berada di ruang kosong di kotak penalti City.
Dengan sigap, dia melepaskan tendangan keras dengan kaki kirinya untuk membobol gawang The Citizens. Courtouis tak berdaya kali ini.
14 menit kemudian, Courtouis kembali tak berdaya. Kiper asal Belgia ini sebelumnya dua kali menggagalkan sundulan Haaland. Namun sang kiper kali ini justru mendapat elemen tak terduga dari pemain dengan tinggi 173 cm: Silva.
Setelah tembakan Ilkay Gundogan diblok oleh Eder Militao, bola melayang ke atas untuk Silva. Dengan tenang, dia menyundul bola mengarahkan ke gawang yang kosong.
Setelah dua gol Silva tersebut, City semakin percaya diri. Selanjutnya datanglah gol dari Manuel Akanji, dan gol penutup dari Julian Alvarez yang membawa keunggulan City 4-0.
The Citizens pun melenggang ke babak final dengan agregat 5-1, dan akan ditantang Inter Milan dalam final Liga Champions di Istanbul (11/6) mendatang.
Mundur ke Maret lalu, Guardiola menyebutkan kontribusi Silva tidak dapat dinilai dengan statistik.
Namun, dengan dua golnya dini hari tadi, berarti bahwa dari delapan gol terakhir Silva untuk City, tiga di antaranya tercipta ke gawang El Real di semifinal Liga Champions.
Tercatat, hanya Lionel Messi, dan Robert Lewandowski yang pernah dua kali membobol gawang Real Madrid di pentas Liga Champions dalam satu musim sebelumnya.
Gol pertama Silva ke Madrid tercipta dalam leg pertama semifinal tahun lalu saat City menang 4-3.
Namun, leg kedua dia gagal cetak gol yang berujung kekalahan City 3-1 hingga gagal lolos ke final.
Dini hari kemarin, dia berhasil jadi penentu balas dendam City. "Ini jadi malam yang indah bagi kami.
Kita tahu betapa tangguhnya mereka. Tapi mengalahkan Madrid 4-0 di Etihad sangatlah luar biasa. Semoga kami bisa menuntaskan ini jadi juara," katanya.
"Performa saya dalam leg pertama di Madrid tak sesuai harapan, dan saya ingin memperbaiknya malam ini. Malam ini, saya tampil jauh lebih baik lagi. Saya kecil, tapi penyundul yang hebat," kata Silva, tersenyum.
Jurnalis Richard Jolly dalam tulisannya di The Independent menulis, Silva adalah pria kecil untuk panggung besar.
"Dia adalah pengumpan yang agresif, pengatur ritme yang bisa mempercepat atau memperlambat permainan; pemain yang bisa digunakan di berbagai posisi sesuai kebutuhan tim, mulai dari bek kiri hingga jadi false nine," tulisnya.
Di laga kemarin, Silva menguasai lapangan tengah sepenuhnya. Gelandang bertahan Madrid, Eduardo Camavinga terlihat sulit mengantisipasi pergerakannya.
Selain mencetak brace, Silva pun tampil solid ikut membantu lini pertahanan. Penyerang Rea Madrid, Vinicus Junior beberapa kali mengancam dengan pergerakan individunya. Dan Silva terlibat membantu Kyle Walker untuk meredam pergerakan Vini.
Dia seperti menjadi ikut menjadi bek sayap terbaik kemarin.
Aksi gemilang Silva menuai pujian di media sosial. "Bernardo masih kurang diharagai oleh banyak orang.
Dia playmaker super kreatif yang juga bekerja keras untuk bertahan.
Dia dapat dengan mulus masuk dalam enam posisi menyerang yang berbeda, dan banyak sistem. Salah satu pemain terbaik di generasinya," tulis akun @PhilosophyTBG.
Yang lain menulis, "Camavinga benar-benar kesulitan melawan Bernardo Silva dalam duel satu lawan satu ini," tulis akun @TacticoModerno.
Menatap laga final kontra Inter pada Juni mendatang, Silva mengakui dia telah menyaksikan sepak terjang Inter sepanjang musim ini.
"Saya banyak melihat pola permainan mereka. Mereka terlihat sangat kuat, dan punya pertahanan yang terorganisir. Ini akan sulit, tapi kami akan mencoba," katanya.
Silva juga berharap bisa segera menuntaskan misi meraih gelar juara liga Primer tiga musim berturut-turut.
Mereka bisa memastikannya dengan mengalahkan Chelsea akhir pekan ini, atau Arsenal kalah kontra Nottingham Forest.
"Liga Primer adalah trofi terdekat yang kami inginkan. Kami ingin merayakannya bersama para fan," katanya. (Tribunnews/den)
Direct Points
- City hancurkan Madrid 4-0
- Silva jadi bintang lapangan
- Cetak 2 brace, dan ikut jinakkan Vinicius
Pep Guardiola, Pelatih Manchester City
Sakit Hati
KAMI sakit hati selama satu tahun dengan apa yang terjadi musim lalu. Sangat menyakitkan musim lalu, ketika orang mengatakan kami kurang berkarakter, sekarang kami menunjukkan betapa istimewanya para pemain ini. Hari ini, dari menit pertama, kami memiliki perasaan bahwa kami siap, jadi kami tenang secara mental. Saya tidak merasa gugup atau tegang, saya merasa kami siap untuk menghasilkan kinerja yang baik.
Carlo Ancelotti, Pelatih Real Madrid
Pantas Menang
MEREKA bermain lebih baik dan pantas menang. Mereka memberi banyak tekanan pada kami sejak awal, dan itu bekerja dengan baik bagi mereka karena menyulitkan kami untuk bermain dari belakang, dan mereka memimpin. Setelah itu, sulit untuk kembali ke permainan. Kami mencoba di babak kedua... tetapi tidak berhasil. Musim lalu kami lebih baik dari mereka, tapi musim ini mereka yang lebih baik.