TRIBUNNEWS.COM - Liga Spanyol kembali dirumorkan tak akan memakai teknologi garis gawang untuk musim depan.
Dengan hal tersebut membuat Liga Spanyol menjadi satu-satunya kompetisi elit top Eropa yang belum menggunakan teknologi garis gawang berlisensi FIFA untuk musim depan.
Dilansir dari Daily Mail, Presiden Liga Spanyol, Javier Tebas masih enggan membayar mahal untuk menggunakannya, Jumat (26/5/2023).
Sebab dana untuk teknologi garis gawang ditaksir mencapai hampir 3 juta Euro (Rp 48,2 miliar).
Baca juga: Pesona Takefusa Kubo di Liga Spanyol, Sinar Pemain Buangan Real Madrid yang Rajai Man of The Match
Sementara itu, liga kasta teratas dunia yakni Liga Inggris telah menggunakan teknologi garis gawang sejak sembilan tahun lalu.
Penggunaan teknologi garis gawang di Liga Inggris merupakan buntut dari gol Frank Lampard ke gawang Jerman yang tidak dihitung masuk di Piala Dunia 2010.
Kemudian, Jerman, Prancis, Italia dan Belanda mengikutinya pada 2015 lalu, tapi Spanyol belum juga menyusul hingga sekarang.
Sementara itu, akibat Liga Spanyol tak menggunakan teknologi tersebut banyak gol hantu yang sering terjadi.
Seperti contoh pada laga Atletico Madrid vs Espanyol akhir pekan lalu yang dimana skor berakhir dengan hasil 3-3.
Pada laga Atletico Madrid vs Espanyol tersebut terdapat gol yang mungkin menyebabkan pro dan kontra.
Tepatnya pada gol kedua Atletico yang dicetak oleh Antoine Griezmann dan sempat menjadi perdebatan.
Sebab, wasit mengesahkan gol tersebut saat bola terlihat dihalau kiper Espanyol tepat di garis gawang.
Meski melihat VAR, wasit masih tetap kekeh untuk mengesahkan gol tersebut.
Bahkan, Espanyol sempat merilis pernyataan untuk meminta gol tersebut dianulir.
Sementara itu, teknologi garis gawang sendiri sebenarnya pernah dipakai di Spanyol.
Tepatnya pada laga Spanyol Super Cup 2020 yang melibatkan Valencia, Real Madrid, Barcelona dan Atletico Madrid.
Namun setelah itu, teknologi tak lagi digunakan hingga sekarang.
Penolakan Tebas akan hadirnya teknologi garis gawang semakin memperburuk posisinya.
Sebab, Presiden Liga Spanyol itu baru saja mendapat kecaman terkait kasus pemain Real Madrid, Vinicius Junior.
Sementara itu, kasus tersebut meliputi Vinicius yang menjadi korban rasisme oleh pendukung Valencia beberapa pekan lalu.
Terlihat beberapa pihak maupun pelatih Real Madrid mengutuk tindakan suporter Valencia tersebut dan meminta Liga Spanyol untuk dapat bertindak tegas.
Namun sebaliknya, Tebas malah menyerang balik pemain Real Madrid itu dan ia merasa Vinicius tak menunjukkan aksi nyata untuk mendukung Liga Spanyol menyelesaikan masalah ini.
Pada akhirnya, Tebas akhirnya meminta maaf setelah mengeluarkan pernyataan itu.
(Tribunnews.com/Ali)