Pelatih berjuluk The Spesial One ini menilai sejarah tidak akan berpengaruh banyak dalam laga ini.
Ia tak begitu memperdulikan jika Sevilla merasa lebih diunggulkan karena sejarah itu.
“Saya akan mengatakan sejarah tidak bermain, lawan saya berpikir berbeda. Mereka pikir mereka disukai karena sejarah mengatakan demikian, kami menghormatinya. Tapi kami di final ini layak mendapatkannya," kata dia.
Baginya, perjalanan AS Roma mencapai final ini adalah suatu kebanggaan. Pasalnya I Lupi sejak awal berkompetisi di turnamen ini, berbeda dari Sevilla yang sebelumnya berasal dar Liga Champions.
“Itu adalah perjalanan yang panjang, berbeda dengan lawan kami karena mereka berasal dari Liga Champions."
“Kami telah memainkan 14 pertandingan untuk berada di sini dan kami pantas mendapatkannya. Kami pantas memainkan final ini dan waktunya akan tiba. Dalam dua tiga hari terakhir kami telah mengerjakannya,” jelasnya.
Baca juga: Jose Mourinho Terapkan Aturan Aneh Jelang Final, Staf AS Roma Tak Penting Dilarang ke Tempat Latihan
Jika membahas prestasi di kompetisi eropa, Jose Mourinho sebetulnya juga memiliki kisah sukses.
Pelatih asal Portugal ini sudah lima kali meraih trofi di kompetisi antarklub Eropa.
Pertama bersama FC Porto di ajang EUFA Cup 2022-2003. Kedua, trofi Liga Champions 2003-2004 juga bersama Porto.
Lalu, Mou juga mendapatkan trofi si Kuping Besar bersama Inter Milan pada 2010, di mana di tahun itu Mou juga meraih treble winner.
Keempat, Mourinho mampu meraih tite Liga Europa 2016-2017 bersama Manchester United.
Kelima dan paling baru, Mourinho mampu mempersembahkan trofi UEFA Europa Conference League 2021-2022 bersama AS Roma.
Jika mengalahkan Sevilla, maka gelar mayor Mourinho di Eropa akan menjadi 6 keping dan membuatnya menjadi salah satu pelatih paling sukses di kompetisi Benua Biru.
(Tribunnews.com/Tio)