TRIBUNNEWS.COM - Inilah cerita di balik dipecatnya Paolo Maldini sebagai Direktur Olahraga AC Milan.
Laporan soal drama pemecatan Paolo Maldini oleh AC Milan dilaporkan oleh La Repubblica.
Pada pekan lalu, CEO AC Milan, Giorgio Furlani, memberikan peringatan kepada Paolo Maldini soal anggaran belanja klub pada musim panas ini.
Baca juga: Para Pemain AC Milan Terkejut dan Geram karena Paolo Maldini Dipecat, Begini Reaksi Rafael Leao
AC Milan hanya memiliki anggaran belanja pemain sebesar 35 juta euro plus pendapatan dari penjualan pemain.
Sementara itu, Maldini dan rekan kerjanya, Frederic Massara, meminta uang lebih dari itu.
Pemilik Rossoneri, Gerry Cardinale, dan Maldini sempat melakoni rapat menegangkan selama 35 menit.
Dikutip dari Get Football News Italy, Maldini dan Frederic Massara meminta anggaran lebih dari 50 juta euro.
Hal itu yang memicu Gerry Cardinale tak sepakat dan memutuskan untuk membiarkan mereka berdua pergi.
Alhasil keputusan itu memicu ketegangan di kalangan suporter AC Milan dan para pemain Rossoneri.
Sebab bagaimanapun, pria berusia 54 tahun itu merupakan sosok kunci yang membuat Rossoneri mampu meraih prestasi di Liga Italia.
Ia berhasil mendatangkan pemain-pemain penting meski klub hanya memberikan dana yang begitu sedikit.
Pilar-pilar yang didatangkan oleh mantan pemain Timnas Italia itu antara lain Theo Hernandez, Rafael Leao, dan Mike Maignan.
Lantas, Rafael Leao dan Theo Hernandez pun menunjukkan kekecewaan mereka atas peristiwa ini.
Bahkan kini Theo sedang mempertimbangkan masa depannya di San Siro setelah Maldini hengkang.
Tawaran Baru
Dilansir Football Italia, Cardinale menawarkan posisi baru untuk legenda Rossoneri itu.
Paolo Maldini diberi posisi untuk menjadi konsultan klub.
Namun, pria yang menghabiskan kariernya sebagai pesepak bola di San Siro itu langsung menolaknya mentah-mentah.
Itu menunjukkan bahwa Maldini memiliki keinginan untuk menduduki posisi penting di klub.
Bagaimanapun posisi sebagai direktur olahraga membuatnya lebih leluasa untuk menentukan arah gerak klub.
Terutama soal perencanaan AC Milan dalam membangun skuad.
Sebuah pekerjaan yang telah dilakoninya sejak 2018 sampai 2023 yang membuat Rossoneri bisa bangkit seperti sekarang.
(Tribunnews.com/Deni)