TRIBUNNEWS.COM - Claudio Ranieri tak henti-hentinya menciptakan sejarah bersama tim-tim yang ditukanginya.
Kini Claudio Ranieri membawa Cagliari promosi ke divisi tertinggi Liga Italia selepas melakoni pertandingan play-off.
Cagliari melakoni pertandingan play-off Liga Italia leg kedua melawan Bari pada Senin (12/6/2023).
Pada leg pertama, tim asuhan Claudio Ranieri itu hanya bisa bermain imbang 1-1 melawan Bari.
Namun, pada leg kedua skenario dramatis terjadi. Cagliari berhasil meraih kemenangan 0-1 melalui gol yang dicetak oleh Leonardo Pavoletti pada menit ke-94.
Alhasil Cagliari berhak menuju ke Liga Italia selepas menang agregat 1-2 atas Bari.
Ranieri membesut Gli Isolani (julukan Cagliari) sejak 1 Januari 2023 silam.
Saat itu tim yang bermarkas di Unipol Domus tersebut duduk di peringkat ke-14 divisi kedua Liga Italia.
Namun berkat tangan dingin juru taktik berusia 71 tahun itu, kini mereka berprestasi dan berhasil kembali berkompetisi di divisi tertinggi.
Selepas timnya dipastikan promosi, Claudio Ranieri tidak dapat menahan emosinya dengan menangis di lapangan menyusul kemenangan dramatis tersebut.
Bak dongeng, Ranieri jadi akrab dengan peristiwa ajaib. Pada musim 2015/16 tak ada yang menyangka bahwa Leicester City dibawa olehnya jadi juara Liga Inggris.
Saat itu, Ranieri sedang melakoni musim perdananya bersama Leicester City dan langsung membawa tim tersebut juara.
The Foxes di bawah arahannya, diperkuat oleh nama-nama seperti Jamie Vardy, Riyad Mahrez, Kasper Schmeichel, hingga N'Golo Kante.
Praktis ketika itu tak ada nama-nama bintang yang bermain untuk Leicester City, tetapi mereka justru mampu tampil konsisten.
Mereka meraih 81 poin di Liga Inggris, unggul 10 poin atas Arsenal yang berada di posisi kedua klasemen.
Sayangnya catatan apik itu tak berlanjut pada musim keduanya, alhasil Ranieri berpisah dengan Leicester City pada Februari 2017.
Selama di sana, ia memimpin 81 laga di semua kompetisi dengan memenangkan 36 laga.
Sementara bersama Cagliari, mantan juru formasi Chelsea itu telah melakoni 24 laga.
Hasilnya ia mempersembahkan 12 kemenangan, imbang 10 kali, dan hanya menelan dua kekalahan saja.
Di sisi lain, ini berarti Gli Isolani hanya berada di Serie B selama semusim saja setelah terdegradasi pada 2021/22 yang lalu.
(Tribunnews.com/Deni)