Kylian Mbappe Sebut PSG Klub Pemecah Belah, Klub Usir Sang Pemain Mulai Pekan Depan
TRIBUNNEWS.COM - Romantisme antara Kylian Mbappe dan Paris Saint-Germain yang terjalin sejak 2018 silam, sepertinya segera berakhir, atau bahkan sudah benar-benar berlalu.
Hubungan Kylian Mbappe dan PSG memanas seiring keinginan sang pemain yang enggan memperpanjang kontrak di klub dari Paris tersebut.
Terbaru, Kylian Mbappe bahkan menyatakan komentar yang bernada provokatif.
Baca juga: Luis Enrique Ambil Alih PSG: Susun Skenario Ajaib Barter Mbappe dengan Rodrygo dari Real Madrid
Baca juga: Mason Mount Pakai Nomor 7 di Man United, Bertuah Bak Legenda atau Malah Jeblok Seperti Rekan Messi?
Kylian Mbappe benar-benar akan membuat Paris Saint Germain naik pitam.
Hal itu tak bisa dilepaskan dari komentarnya yang menyinggung PSG.
Lewat wawancaranya dengan France Football, Kylian Mbappe membicarakan kritik dan tuntutan yang tinggi kepada dirinya.
Kemudian dalam salah satu kalimantnya, dia mengatakan bahwa PSG adalah tim yang memecah belah.
"Apakah orang meremehkan kinerja saya? Ya, tetapi pada saat yang sama, saya tidak menyalahkan mereka," kata Kylian Mbappe, dikutip BolaSport dari Goal Internasional.
"Di Prancis, mereka melihat saya tumbuh, mereka melihat saya sepanjang waktu, di PSG setiap akhir pekan atau di tim nasional."
"Saya telah banyak mencetak gol selama bertahun-tahun."
"Jadi, bagi orang-orang, itu menjadi hal yang biasa."
"Saya tidak pernah mengeluh bahwa penampilan saya diremehkan."
Baca juga: Daftar 13 Pemain Man United yang Dijual Seusai Gaet Mason Mount: Harry Maguire Hingga Jadon Sancho
"Saya masih muda dan memiliki kesempatan untuk menjadi seorang pengamat, belum lama ini, sebelum menjadi seorang aktor."
"Saya sendiri meremehkan apa yang dilakukan Lionel Messi, apa yang dilakukan Cristiano Ronaldo, apa yang dilakukan para pemain hebat."
"Kami berada dalam masyarakat konsumen, di mana ada anggapan 'itu bagus, tetapi lakukan lagi'."
"Fakta bahwa saya di Paris, Saya pikir bermain di PSG tidak banyak membantu karena ini adalah tim yang memecah belah, klub yang memecah belah."
"Jadi, tentu saja itu mengundang gosip tetapi tidak mengganggu karena saya tahu apa yang saya lakukan dan bagaimana melakukannya," ujar Mbappe menambahkan.
Komentar yang dilontarkan oleh Mbappe bisa saja membuat PSG panas di tengah kisruh soal kontraknya.
Seperti diketahui, Mbappe mengatakan bahwa dia tidak akan mengaktifkan klausul perpanjangan kontrak baru hingga Juni 2025.
Hal itu kemudian menimbulkan kisruh dan akhirnya mendapatkan perhatian dari Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi.
Pria berusia 49 tahun itu memberikan ultimatum kepada Mbappe dengan memberinya waktu selama 1-2 minggu untuk menentukan masa depan.
"Posisi kami kuat," kata Nasser Al-Khelaifi, dikutip dari L'Equipe.
"Mbappe tidak akan pergi secara gratis. Itu tidak mungkin."
"Pemain terbaik di dunia pergi secara gratis tidak akan terjadi."
"Kylian sendiri juga mengatakan bahwa dia tidak akan pergi dengan gratis, jadi jika dia berubah pikiran, itu bukan kesalahan saya."
"Namun, saya ulangi: dia tidak akan pergi dengan gratis."
"Jika ingin bertahan, dia harus memperbarui kontrak."
"Kylian Mbappe harus memutuskan pekan depan atau dua minggu ke depan, itu adalah batas waktu untuk membuat keputusan finalnya."
"Jika dia tidak ingin memperpanjang kontrak, pintu terbuka baginya."
"Tidak ada satu pun yang lebih besar dari klub. Tidak pemain, begitu juga saya," tutur Al-Khelaifi menambahkan.
Manajemen PSG Habis Kesabaran, Usir Mbappe Mulai Pekan Depan
Adapun Paris Saint-Germain memilih mengusir penyerang mereka, Kylian Mbappe, mulai pekan depan karena kesabaran klub yang sudah habis.
Tidak ada lagi ruang bagi Kylian Mbappe untuk berdiskusi dengan Paris Saint-Germain.
Paris Saint-Germain awalnya hanya memberikan pernyataan sikap terkait sang penyerang.
Nasser Al-Khelaifi selaku presiden klub menegaskan Kylian Mbappe tidak bisa pergi secara gratis pada tahun depan.
Jika ingin angkat kaki, Mbappe hanya diberikan kesempatan pada bursa transfer musim panas 2023.
Ultimatum tersebut dianggap hanya gertakan awal dan hubungan kedua belah pihak bisa berangsur normal.
Akan tetapi, situasi di antara Mbappe dan Paris Saint-Germain saat ini justru memanas.
Klub berjuluk Les Parisiens tersebut sudah kehilangan kesabaran menghadapi pemain pentingnya.
Kondisi ini diakibatkan oleh tiga penawaran kontrak yang terus ditolak oleh Mbappe.
Dilansir BolaSport.com dari L'Equipe, PSG pun akhirnya memutuskan untuk segera menjual Mbappe.
Konfirmasi kepergian pemain berusia 24 tahun tersebut diharapkan bisa keluar pada pekan depan.
PSG sengaja ingin melepas Mbappe sebelum latihan pramusim klub resmi dimulai.
Saga transfer ini diharapkan tidak akan mengganggu ketenangan klub dalam mempersiapkan musim baru.
Les Parisiens ingin memulai musim dengan pelatih baru mereka, Luis Enrique.
Persiapan musim baru dengan Luis Enrique jelas masih membutuhkan penyesuaian.
Baca juga: Kabar Liverpool: Juergen Klopp Temukan Penerus Mo Salah, Tembakan Szoboszlai Sedahsyat Gerrard
Oleh karena itu, tidak ada tempat untuk potensi drama internal yang bisa mengganggu stabilitas klub.
PSG juga sudah menyadari bahwa Mbappe akan hijrah ke klub impiannya, Real Madrid.
Hal tersebut menjadi perwujudan dari kegagalan transfer yang dialami sang penyerang pada musim lalu.
Saat Mbappe dan Real Madrid sudah mengadakan negosiasi hingga tahap akhir, ia justru berubah pikiran.
Keputusan tersebut kelihatannya disesali oleh Mbappe yang baru memperpanjang kontrak di PSG pada musim panas tahun lalu.
Ia pun kembali mencoba mengusahakan kepindahan ke Real Madrid secara lebih mulus.
Dengan perkembangan ini, Real Madrid kini mendapat beban transfer yang baru.
Pasalnya, mereka harus rela mengeluarkan dana hingga 200 juta euro (sekitar Rp3,29 triliun) untuk mendatangkan Mbappe.
(Sri Mulyati/Ivan Rahardianto/BolaSport)