TRIBUNNEWS.COM - Menjamurnya pemecatan pelatih di awal-awal Liga 1 musim ini bak menutupi pencapaian Dewa United dan Persita Tangerang yang terbilang baik.
Dewa United yang belum tersentuh kekalahan hingga pekan keempat Liga 1 sukses bercokol di puncak klasemen dengan 10 angka.
Sedangkan Persita Tangerang ada di urutan kedua dengan 9 angka hasil dari 3 kemenangan dan sekali kalah.
Meski demikian, prestasi Dewa United dan Persita Tangerang itu sepertinya tak lebih banyak diperbincangkan daripada bursa pemecatan pelatih Liga 1 musim ini.
Memang hingga pekan keempat Liga 1 musim ini, sudah ada tiga pelatih yang kehilangan jabatannya.
Nama Luis Milla menjadi korban pertama keganasan Liga 1.
Ia memutuskan mundur dari Persib Bandung saat Liga 1 baru sebentar bergulir.
Di satu sisi, Luis Milla menyebut dirinya mundur dari Persib Bandung lantaran alasan keluarga.
Di sisi lain, spekulasi yang menyebut adanya faktor lain di baik kemunduran Luis Milla juga mencuat.
Terlepas dari itu, pelatih asal Spanyol tersebut sudah tak bersama Maung Bandung lagi.
Mereka perlu segera mencari juru taktik anyar untuk menukangi tim.
Setelah itu, giliran pelatih Arema FC, I Putu Gede yang mengundurkan diri dari jabatannya.
Ternyata nama I Putu Gede bukan menjadi yang terakhir.
Tak lama setelahnya, Persikabo 1973 mengambil keputusan untuk memecat pelatih asing mereka, Aidil Sharin.
Hal itu menyebabkan Aidil menjadi pelatih ketiga yang kehilangan jabatannya selama empat pekan Liga 1 berlangsung.
Prestasi
Panasnya bursa pemecatan pelatih Liga 1 itu ibarat menutupi prestasi gemilang yang ditorehkan Dewa United dan Persita Tangerang.
Bagi Dewa United, keberhasilan menguasai klasemen Liga 1 patut mendapat apresiasi.
Pasalnya, klub ini tergolong baru berkompetisi di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Perbaikan dan peningkatan kualitas skuad menjadi kunci Dewa United menembus papan atas di awal musim.
Selain itu, mereka memiliki juru taktik yang punya kemampuan di atas rata-rata.
Pelatih Jan Olde Riekerink juga didukung para pemain asing yang mempunyai kualitas jempolan.
Alex Martins, Osman Majed hingga Sonny Stevens menjadi tumpuan baru Dewa United.
Mereka melengkapi Risto Mitrevski yang sudah memiliki pengalaman berkarier di Liga 1.
Kolektifitas para pemain asing dan lokal membuat Dewa United mampu memperagakan permainan luar biasa.
Mereka kerap merepotkan tim-tim yang dihadapi, baik tandang maupun kandang.
Hal yang kurang lebih sama juga dialami Persita Tangerang.
Pembenahan struktural klub menjadi dasar peningkatan Persita musim ini.
Mereka ingin membangun tim yang juga berorientasi masa depan.
Baca juga: Pamer Skill Andritany saat Lawan Persita, Media Amerika Dibuat Tercengang
Visi yang dimiliki didukung pula dengan skuad mumpuni di dalamnya.
Hal tersebut memungkinkan pelatih meracik taktik dengan lebih leluasa bagi skuad Pendekar Cisadane.
Tantangan bagi Dewa United dan Persita Tangerang adalah tentu untuk mempertahankan konsistensi mereka hingga akhir musim.
Pasalnya akan ada banyak tim yang mengincar posisi mereka di klasemen Liga 1.
Borneo FC dan PSM Makassar menjadi beberapa tim terdekat yang bisa mengancam Dewa United dan Persita Tangerang di tabel klasemen.
(Tribunnews.com/Guruh)