TRIBUNNEWS.COM - Kedatangan Lionel Messi ke Liga Amerika Serikat atau MLS menimbulkan reaksi beragam.
Salah satu reaksi kedatangan Lionel Messi datang dari kapten tim Philadelphia Union, Alejandro Bedoya.
Ia menyoroti penerapan skema batas besaran gaji atau salary cap yang ada di Liga Amerika Serikat.
Menurutnya, MLS bisa memanfaatkan kedatangan Lionel Messi untuk mengubah sistem salary cap ini.
Ia memandang salary cap hanya akan membatasi perkembangan tim-tim yang berlaga di Amerika Serikat.
Baca juga: Lionel Messi Siap Cetak Gol Lagi, Prediksi Big Match Inter Miami vs Orlando City, Catat Waktunya
"Saya tertarik melihat adanya perubahan secepatnya tentang salary cap," ungkap Bedoya dikutip dari Front Office Sport.
"Perubahan dalam hal mendatangkan dan membayar pemain juga diperlukan."
"Saya pikir ada tim di luar sana yang bisa melakukan itu."
"Mereka bisa saja menghamburkan uang lebih besar lagi," sambungnya.
Sebagai informasi, MLS saat ini menerapkan salary cap senilai 5,2 juta Dollar Amerika Serikat.
Salary cap itu disepakati berlaku hingga 2027 mendatang.
Mengacu hal itu, gaji pemain terbesar yang bisa diajukan tim adalah sebesar 651,250 ribu Dollar Amerika Serikat.
Namun, tim-tim MLS juga diizinkan mendatangkan pemain dengan kontrak khusus.
Hal itu membuat berapapun gaji pemain yang didatangkan secara khusus itu hanya akan dihitung 612,500 ribu Dollar Amerika Serikat.
Aturan itulah yang memungkinkan Inter Miami mendatangkan Lionel Messi ke MLS.
Baca juga: Lionel Messi Butuh Hak Istimewa di Inter Miami, Harusnya Tak Ada yang Ganggu Gugat
Pasalnya, Lionel Messi mendapatkan bayaran senilai 50 hingga 60 juta Dollar Amerika Serikat per tahunnya.
"Saya pikir Anda bisa melihat sekelompok pemilik klub, terutama yang baru muncul, mereka bisa membayar pemain dengan harga yang luar biasa besar," ujar Bedoya.
"Saya rasa beberapa tim akan lebih bergerak bebas dengan tanpa adanya salary cap ini."
"Hal itu juga bisa membuat liga ini menjadi lebih baik lebih cepat menjelang Piala Dunia," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Guruh)