News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga 1

Momen Hanif Sjahbandi Jadi Sorotan di Luar Lapangan, Hentikan Amukan Oknum Suporter PSS Sleman

Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Momen Hanif Sjahbandi hentikan amukan oknum suporter PSS Sleman

TRIBUNNEWS.COM - Bek Persija Jakarta, Hanif Sjahbandi tampaknya menjadi pemain yang makin disorot.

Sebelumnya, ia menjadi Man of The Match di laga PSS Sleman vs Persija Jakarta di pekan enam Liga 1 2023/2024.

Hanif Sjahbandi sukses menyumbangkan satu gol dan satu assist pada kemenangan Macan Kemayoran, 1-3 atas PSS Sleman.

Gol PSS Sleman dicetak Jonathan Bustos (72'), sedangkan gol Persija ditorehkan Hanif Sjahbandi (16'), Firza Andika (24') dan Ryo Matsumura (52').

Aksi apiknya tersebut membuat Hanif Sjahbandi dinobatkan sebagai Man of The Match.

Tampaknya tak hanya di dalam lapangan menjadi sorotan, Hanif Sjahbandi bahkan menjadi penghalang amukan suporter PSS Sleman yang sempat memasuki lapangan.

Diketahui, setelah tuan rumah keok, para suporter PSS Sleman terlihat memasuki lapangan.

Baca juga: Momen Pemain Persija Selamatkan Wasit dari Sergapan Oknum Suporter yang Masuk Lapangan

Deretan suporter masuk dan mengungkapkan rasa kecewa pada wasit yang dinilai tak memimpin laga dengan baik.

Dari sisi selatan, sekelompok suporter mengejar wasit sembari melontarkan makian.

Sang pengadil lapangan pun langsung lari ke arah ruang match commissioner untuk mencari perlindungan.

Suporter bahkan mencoba masuk ke arah ruang match commissioner namun upaya itu gagal.

Ada pula suporter yang ngamuk menggunakan tongkat untuk memukul steward dan panitia pelaksana.

Namun aksi pemukulan tersebut langsung dihentikan pemain Persija, Hanif Sjahbandi.

Pemain bernomor punggung 19 tersebut mengambil tongkat panjang yang akan digunakan suporter untuk memukul panitia.

Hanif langsung membuang tongkat tersebut sebelum ia diarahkan untuk masuk ruang ganti.

Baca juga: Kemesraan The Jak dan Bonek Tak Buat Komdis Melunak, Persija-Persebaya Didenda Rp25 Juta

Aksi tersebut membuat Hanif Sjahbandi mendapat pujian.

"hanif sjahbandi, gokil sih asli liatnya wkwkwk."

"Salfok sama Hanif Sjahbandi, garang di dalam dan di luar lapangan."

"Hanif goks. Last man standing beneran ni."

Dikutip dari TribunJogja.com, tak hanya pemain Persija yang menghentikan protes keras oknum suporter.

Namun deretan pemain PSS Sleman juga ikut turun tangan.

Aksi suporter PSS Sleman yang melakukan protes masuk ke dalam lapangan setelah laga PSS Sleman vs Persija Jakarta di Stadion Maguwoharjo, Jumat (5/8/2023). (Tangkapan Layar Vidio.com)

Pemain yang dipimpin Kim Jeffrey Kurniawan dan Leonard Tupamahu datang ke arah suporter dan mencoba berdialog. Beruntungnya tidak ada korban terluka maupun kritis.

Kejadian pasca-pertandingan membuat pelatih PSS Sleman, Marian Mihail kecewa.

Marian Mihail sempat terkejut dengan apa yang terjadi di lapangan.

Sekelompok suporter yang kecewa berlari mengejar dan memaki wasit.

Hal itu pun segera diredam steward yang bertugas di lapangan.

"Saya tentu kecewa dengan apa yang terjadi setelah pertandingan, saya melihat di Indonesia ketika tim kalah justru ada kejadian seperti ini."

"Saya tahu tahun lalu ada tragedi yang menelan ratusan korban jiwa (Tragedi Kanjuruhan), tapi jangan sampai kejadian ini terulang lagi," kata Marian Mihail , Minggu (6/8/2023).

Menurut pelatih berkebangsaan Rumania ini, jika setiap kali sebuah tim mengalami kekalahan, kemudian suporter tak puas lalu turun ke lapangan meluapkan emosi, tentu bukan hal baik bagi sepak bola Indonesia ke depannya.

Mihail bilang jika suporter kecewa dengan penampilan timnya, maka bisa mengungkapkan emosi dengan cara lain yang lebih baik.

Ia pun menegaskan jika tidak anti dengan kritik dari siapapun termasuk suporter yang mencintai klub.

"Saya paham ketika tim bermain di top level sebuah liga, akan banyak tuntutan atau tekanan yang diberikan fans. Jika permainan tim tidak sesuai ekspektasi, mereka pasti akan kecewa," kata Mihail.

"Tapi bukan berarti apa yang terjadi setelah pertandingan itu adalah hal yang benar, menurut saya ini bukan contoh yang bagus untuk sepak bola Indonesia. Saya juga melihat ketika ada tim lain kalah di kandang, tapi mereka bisa menahan, mereka menyampaikan emosi dengan cara lain," sambungnya.

(Tribunnews.com/ Siti N/ TribunJogja.com/ Taufiq Syarifudin)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini