TRIBUNNEWS.COM - Stefano Pioli memberikan panggilan khusus kepada pemain keturunan Indonesia berdarah Maluku yang dimiliki AC Milan, Tijjani Reijnders.
Spelling nama Tijjani Reijnders menjadi salah satu hal yang menjadi perhatian pelatih AC Milan, Stefano Pioli.
Untuk memudahkan dirinya memberikan instruksi kepada Tijjani Reijnders, Stefano Pioli memiliki panggilan sederhana yang disematkan kepada gelandang yang pernah menolak dinaturalisasi Timnas Indonesia tersebut.
Hal itu disampaikan Pioli saat sesi konferensi pers setelah AC Milan mengalahkan AC Monza pada pertandingan bertajuk Trofeo Silvio Berlusconi, Rabu (9/8/2023).
Baca juga: Sempurnanya Lini Tengah AC Milan, Stefano Pioli Bongkar Ambisi Rossoneri
Dalam jumpa pers tersebut, salah seorang jurnalis memberikan pertanyaan seputar permainan dan peran yang diembang oleh Tijjani Reijnders.
Namun dalam spelling Italia, pengucapan nama gelandang serang berdarah Maluku tersebut nampak sulit dilakukan, dan terkesan gagap.
Oleh karena itu Pioli mengambil sikap.
Mantan pelatih Fiorentina ini pun tak ingin ribet dalam pemanggilan nama sang regista. Oleh karena itu dia memberitahukan bahwa pemainnya itu mulai sekarang bisa dipanggil dengan "Tiji".
"Tiji, panggil dia Tiji saja biar lebih mudah," jawab singkat Stefano Pioli menimpali pertanyaan seorang jurnalis Italia, dikutip dari Sempre Milan.
Hal ini juga memudahkan Pioli untuk memanggil nama pemain barunya itu.
Terlebih dalam sebuah pertandingan, pelatih AC Milan itu jauh lebih mudah dalam menjalin komunikasi dengan Tijjani Reijnders.
Instruksi seorang pelatih menjadi salah satu yang paling vital dalam sebuah pertandingan. So, Pioli yang tak mau ribet dengan pegucapan nama Tijjani Reijnders, memutuskan untuk memanggilnya dengan sebutan "Tiji".
Gelandang berusia 25 tahun ini didatangkan ke publik San Siro untuk mengemban tugas sebagai seorang regista alias pengatur tempo pertandingan.
Kehilangan Sandro Tonali yang diboyong Newcastel United, membuat AC Milan memutuskan meminang Tijjani Reijnders sebagai suksesornya.
Menariknya, Tiji diberikan tugas yang sedikit berbeda dari yang sebelumnya. Ketika memperkuat AZ Alkmaar, dia beperan sebagai gelandang yang aktif membantu penyerangan.
Namun oleh Pioli diubah cenderung lebih ke bertahan.
Reijnders mungkin tidak dianggap sebagai gelandang bertahan klasik seperti namanya di Italia, namun dia menunjukkan potensi untuk menjabat di posisi tersebut.
Kemampuan defensifnya bisa menjadi aset penting bagi Milan jika Krunic akhirnya pergi dari klub, terutama mengingat minat yang ditunjukkan oleh Fenerbahce terhadap pemain tersebut.
Situasi ini menunjukkan bahwa Pioli tengah mencari variasi dan fleksibilitas dalam taktik timnya. Mengadaptasi peran Reijnders sebagai gelandang bertahan dapat memberikan dimensi baru dalam strategi bermain AC Milan musim depan.
Meskipun begitu, masih perlu dilihat bagaimana perkembangan situasi ini di lapangan hijau. Reijnders harus membuktikan kemampuannya dan menyesuaikan diri dengan peran yang lebih defensif jika memang diberi kesempatan oleh Pioli.
Sebagai informasi saja, Tiji sempat masuk proyek naturalisasi Timnas Indonesia. Bahkan kala itu Shin Tae-yong yang langsung meminta.
Akan tetapi Reijnders memilih untuk menolak penawaran tersebut karena secara prospek dia bisa tembus ke skuad inti Timnas Belanda. Dan ternyata benar.
Permainan apiknya selama ini membuat Tiji memperkuat De Oranje, dan bahkan berhasil bergabung ke tim elite sekelas AC Milan.
(Tribunnews.com/Giri)