TRIBUNNEWS.COM - Jadwal semifinal Piala Dunia Wanita 2023 sore ini antara Australia vs Inggris akan berlangsung di Australia Stadium, Rabu (16/8/2023) pukul 17.00 WIB.
Kesempatan tampil di final Piala Dunia Wanita akan jadi momen pertama bagi Australia yang pada kesempatan ini bertindak sebagai tuan rumah dan Inggris.
Beredar kabar, Australia turut memantau pergerakan sesi latihan timnas Inggris melalui helikopter.
Melansir Australian Telegraph, ada helikopter ke pangkalan latihan tim asuhan Sarina Wiegman di Gosford sebelum pertandingan hari ini.
"Jika Inggris mengira mereka akan dengan senang hati melangkah ke semifinal, mereka akan terkejut," tulis media tersebut, dikutip dari Goal Internasional.
"Kami telah mengirim helikopter ke atas untuk melaihat bagaimana musuh (Inggris) sedang bersiap."
"Saat Matildas (timnas Australia) mengadakan sesi latihan terakhir mereka secara tertutup di Kogarah, Sekitar 100 km sebelah utara Stadion Central Coast di Gosford, Inggris berusaha untuk menyelesaikan persiapan mereka tanpa ada pengintaian," jelasnya dalam artikel yang bertajuk, 'Eleven Poms againts a nation: Welcome to the jungle, Lionesses (Inggris)'.
Meskipun begitu, Asosiasi Sepak Bola Inggris, FA tidak mengambil tindakan dan enggan berkomentar terkait hal itu.
Baca juga: Jadwal Semifinal Piala Dunia Wanita 2023: Dongeng Jepang Berakhir, Tuan Rumah Sumbang Satu Nama
Caitlin Foord vs Lucy Bronze
Apakah ada yang mencolok selain Caitlin Foord untuk saat ini dari skuat timnas wanita Australia?
Pemain Arsenal itu memulai Piala Dunia Wanita 2023 sebagai penyerang tengah, tetapi sejak dipindahkan ke posisi kiri, dia memberikan warna yang berbeda dalam permainan.
Caitlin Foord sudah mencetak dua gol dan satu assist setelah berkerja dengan baik dengan rekan setimnya di sisi kiri, Steph Catley.
Di babak 16 besar saat melawan Denmark, Caitlin Foord mencetak satu gol hingga di akhir pertandingan mendapatkan predikat sebagai Pemain Terbaik dalam laga tersebut.
Di babak semi final nanti, dia akan berhadapan dengan bek kanan 'terbaik' di dunia dari julukan yang diberikan Phil Neville untuk Lucy Bronze.
Lucy Bronze merupakan sosok bek teladan. Pemain berusia 31 tahun itu juga berperan dalam skema serangan balik tim ketika memiliki kesempatan.
Lucy Bronze bermain untuk Barcelona sebagai bek sayap. Jika Caitlin Forrd melakukan serangan dari sisi tersebut bakal menciptakan duel yang menarik untuk menentukan hasil kedua tim.
Kyra Cooney-Cross vs Georgia Stanway
Kyra Cooney-Cross dan Georgia Sanway sama-sama pemain muda yang memiliki akurasi passing dan gerakan yang menyulitkan lawan.
Mereka akan menjalankan tugas lebih bertahan, jika pemain full-back kedua tim overlap ke lini serang.
Pada pertandingan nanti, siapa yang lebih solid dan disiplin membendung lawan bakal menciptakan peluang untuk memenangkan lini tengah permainan.
Alanna Kennedy vs Alessia Russo
Alessia Russo menjalani Piala Dunia Wanita pertamanya bersama Inggris untuk edisi kesembilan ini.
Meski baru mencetak dua gol sebagai penyerang tengah, Alessia Russo merupakan pemain yang melepaskan tembakan terbanyak ke gawang lawan sebanyak 16 percobaan.
Pada laga semifinal nanti, Alessia Russo bakal berhadapan dengan pasangan bek tengah Australia nan tangguh, Allana Kennedy dengan Clare Hunt.
Kennedy telah menjadi faktor kunci Australia menjaga empat clean sheet dalam lima pertandingan mereka sejauh ini.
Capaian itu merupakan paling banyak di antara kontestan Piala Dunia Wanita 2023 lainnya.
Kennedy punya keunggulan dalam duel udara maupun saat melakukan umpan terobosan ke lini pertahanan lawan.
Dia juga sering digunakan sebagai gelandang bertahan saat bermain untuk Tottenham.
Capaian Australia untuk memicu Sejarah
Tim sepak bola wanita Australia setidaknya lebih konsisten dibandingkan dengan sepak bola pria di panggung Piala Dunia FIFA.
Penampilan terbaik Socceroos, julukan untuk tim pria, hanya finis di peringkat 16 pada tahun 2006 dan 2022 Qatar.
Sementara Matildas secara konsisten tersingkir di babak perempat final.
Jurnalis sepak bola Samantha Lewis beranggapan, semangat perjuangan Matildas tak ada matinya.
"Motto The Matildas adalah 'jangan pernah berkata mati', dan semangat perjuangan dan ketekunan tidak hanya terlihat dari cara mereka bermain di lapangan, tetapi uga dalam semua hal yang telah mereka capai dari itu, seperti kolektih, hingga tawar-menawar soal gaji yang sama (dengan pria)," ucap Lewis kepada BBC.
"Itulah alasan mengapa mereka beresonansi begitu kuat dengan negara, mereka mencerminkan bagaimana kita ingin melihat diri kita sendiri," jelasnya.
Faktanya, Inggris adalah salah satu rival olahraga terberat Australia di Piala Dunia 2023.
Australia kerap dianggap sebagai tim underdog, namun mereka menyukai cerita itu karena bisa menunjukkan kepada dunia bagaimana kekuatan yang mereka miliki.
Kini, cerita sejarah mulai terukir. Kisah Matildas melenggang ke partai semifinal Piala Dunia Wanita 2023 menyebar ke seluruh pelosok negeri, pedesaan hingga perkotaan.
Mendapatkan kursi di stadion untuk menyaksikan pertandingan Timnas Wanita Australia adalah suatu kebanggaan.
Lizzie Wilson misalnya, dia merasa mendapatkan tiket pertandingan nonton langsung di stadion seperti menemukan tiket emas Willy Wonka (film cokelat), dengan banyak yang berpendapat itu lebih sulit daripada mengamankan tiket masuk ke konser Taylor Swift.
Menurut BBC, pertandingan Australia di babak perempat final melawan Prancis akhir pekan kemarin menjadi acara olahraga televisi terbesar di Australia, setidaknya dalam satu dekade.
Rata-rata penonton mencapai angka 4,17 juta.
Banyak yang berharap momen di semifinal ini menjadi titik balik sepak bola wanita Australia untuk menciptakan sejarah.
(Tribunnews.com/Sina)