Frank Wormuth Sebut Timnas Indonesia U-17 Tinggal Dipoles Jadi Tim Bergaya Sepakbola Eropa

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Konsultan Timnas Indonesia U-17, Frank Wormuth mengatakan bahwa dirinya sangat siap membantu Timnas Indonesia U-17 tampil apik pada gelaran Piala Dunia U-17 yang bergulir 10 November mendatang.

Salah satu hal yang akan ia terapkan bersama dengan pelatih kepala Timnas Indonesia U-17, Bima Sakti yakni gaya permainan ala Eropa di Skuad Garuda.

Akan tetapi, Frank Wormuth sadar bahwa Indonesia mempunyai gaya permainan tersendiri yang juga harus tetap ditonjolkan.

“Memang sekarang sulit situasinya bagi kami untuk mencari pemain, kami sedang coba menerapkan sepak bola gaya Eropa di sini,” kata Frank di Lapangan A GBK, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023).

“Tapi jangan sampai lupa gaya sepak bola Indonesia. Jadi kami harus mengkombinasikan budaya yang ada ini, dan mari kita lihat apa yang akan terjadi,” sambungnya.

Pelatih asal Jerman itu merasa optimistis dengan Timnas Indonesia U-17.

Selain ditopang kualitas para pemain, hadirnya Bima Sakti sebagai pelatih kepala juga dikatakannya bisa membuat tim semakin baik.

Seperti diketahui, Timnas Indonesia U-17 hingga kini masih mencari komposisi yang tepat guna masuk ke skuad utama.

Awal September mendatang, Timnas Indonesia U-17 giliran akan menjalani TC di Jerman.

“Ini tantangan bagi saya. Tapi tidak ada masalah. Lima tahun terakhir saya jadi pelatih di Eredivisie. Tim ini fantastis, pelatihnya bagus,” ujar Frank.

“Jika melihat CV pelatih Bima, dia adalah mantan pemain Timnas, pernah main di luar negeri, dan dengan pengalamannya ini dia bisa melatih tim dengan baik. Tim ini sungguh luar biasa, tinggal dipoles jadi lebih bagus saja,” sambungnya.

Sementara itu, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir yang berada di samping Frank Wormuth pun merasa yakin hadirnya Frank dengan segudang pengalaman menjadi pelatih mampu membuat Timnas U-17 bicara banyak pada Piala Dunia U-17 nanti.

“Coach Frank adalah instruktur pelatih di Jerman selama 10 tahun,” timpal Erick.