Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Sengitnya persaingan antara Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo membuat kedua pemain ini selalu menjadi pusat perhatian.
Perjalanan Messi dan Ronaldo makin berwarna mendekati masa akhir mereka di dunia sepak bola.
Bahkan ada satu titik di mana mereka mencicipi budaya yang bisa dibilang berbeda dari latar belakang mereka.
Tanpa disengaja, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo sama-sama mencicipi budaya Arab dalam satu titik karier mereka.
Cristiano Ronaldo jelas lebih mudah dan besar kemungkinannya berjumpa budaya Arab.
Pasalnya ia saat ini bermain bagi salah satu tim Liga Arab Saudi, Al Nassr.
Ia bahkan sudah beberapa kali tampil dalam nuansa kental budaya Arab.
Terbaru, Cristiano Ronaldo tampil dalam sebuah video buatan klub Al Nassr.
Video tersebut ditujukan sebagai persembahan khusus bagi Arab Saudi yang merayakan Hari Ulang Tahun atau HUT pada 23 September.
Cristiano Ronaldo memang tak langsung menjadi pusat video tersebut.
Ia baru tampil pada bagian akhir video yang dibuat Al Nassr itu.
Ronaldo nampak menggunakan pakaian tradisional yang kerap digunakan penduduk Arab Saudi.
Ia mengenakan bisht berwarna hitam yang dipadukan dengan thobe putih.
Selain itu, Ronaldo juga menenteng pedang yang seakan membuat dirinya makin gagah berpose dalam video tersebut.
Selain dirinya, ada pula rekan-rekan Ronaldo yang tampil dalam video tersebut.
Ada Sadio Mane yang juga tampil bersama CR7.
Mane tampil dengan bisht warna emas dan thobe putih.
Sadio Mane tak menjadi satu-satunya rekan setim Ronaldo yang tampil.
Ada pula deretan pemain asing Al Nassr yang juga muncul dalam video tersebut.
Pemain seperti Marcelo Brozovic, Otavio, Talisca hingga Alex Telles ikut menyemarakkan HUT Arab Saudi lewat video tersebut.
Penampilan Messi
Lionel Messi juga pernah mendapati pengalaman yang hampir mirip.
Messi mendapatinya saat menjalani agenda Piala Dunia 2022 lalu.
Kala itu, Messi dipakaikan pakaian khusus oleh Emir Qatar yang berada di atas podium juara.
Messi nampak mengenakan jubah panjang yang menjuntai.
Rupanya, itu bukanlah jubah biasa.
Jubah hitam agak keemasan itu dikenal dengan sebutan bisht.
Bukan sembarang orang yang bisa memakai jubah itu.
Bisht adalah sebuah jubah yang lebih sering dipakai oleh Emir atau bangsawan dan menteri serta orang penting di Qatar ketika ada hari besar nasional.
Dengan pemberian kain bisht kepada Messi, seolah menandakan bahwa pemain berjuluk La Pulga tersebut sudah menjadi seorang legenda dengan kehormatan tertinggi setelah meraih trofi Piala Dunia 2022.
Dahulu, bisht dikenakan oleh orang Bedouins atau orang Badui, suku pengembara di Jazirah Arab, saat musim dingin.
Bahannya mirip bahan kain karung untuk melindungi pemakainya dari air hujan.
"Bisht pertama kali dijahit di Persia. Orang Saudi diperkenalkan pada bisht saat pedagang bisht datang ke tanah suci untuk haji atau umrah," kata Abu Salem, penjahit Saudi asal Al-Ahsa, dikutip dari Arab News.
Kini bisht hanya dikenakan di acara khusus dan penting seperti pernikahan, festival, wisuda, dan Hari Raya Idulfitri.
Sehelai bisht bisa berharga sangat mahal karena sulaman emas, perak, tembaga, dan kain sutra yang digunakan dalam pembuatannya, seperti dikutip dari laman National Clothing.
Baca juga: Situs Dewasa Goda Bodyguard Lionel Messi, Tawarkan Rp380 Juta untuk Satu Konten Video
Satu bisht berkisar dari sekitar Rp 415 ribu hingga Rp 82,9 juta.
Bisa jadi jubah yang dipakai Messi harganya di atas itu.
"Bisht hitam dengan sulaman emas adalah yang paling populer setelah bisht krem dan putih. Baru diperkenalkan di '90-an. Bisht biru, marun, abu-abu biasanya dipakai anak muda. Yang tua tetap pakai warna hitam, cokelat, dan krem," kata Abu Salem.
Kain yang digunakan untuk membuat bisht, juga kini menjadi simbol perayaan, spesial, dan memberikan kesan mewah. Karena tidak lagi dibuat dari kain tebal, bisht tidak lagi umum berfungsi menghangatkan.
Royal bisht contohnya, dirancang khusus untuk pangeran, politisi, dan orang kaya. Karena itu, harganya umumnya paling mahal.
"Orang kaya biasanya pakai bisht warna hitam, madu, krem, dan krem muda. Mereka selalu pakai bisht buatan tangan dan menggunakan benang emas atau perak, kadang kombinasi keduanya," jelas Abu Salem.
(Tribunnews.com/Guruh)