TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Senegal, Serigne Dia mengeluhkan satu masalah yang membuatnya cukup was-was saat berada di Bandung.
Diketahui, Senegal yang tergabung dalam Grup D Piala Dunia U17 2023 memainkan laga di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung.
Di Grup D, Senegal tergabung bersama Argentina, Jepang dan Polandia.
Menariknya, meski baru memainkan dua laga, Senegal resmi memastikan diri untuk lolos ke babak 16 besar Piala Dunia U17 2023.
Baca juga: Timnas Indonesia Terancam Gagal Lolos 16 Besar Piala Dunia U17 2023 Karena Hal Ini
Hal itu dipastikan setelah Senegal berhasil menang atas Polandia dengan skor 4-1, Selasa (15/11/2023).
Dari empat gol itu, tiga diantaranya dicetak oleh Idrissa Gueye (18', 52', dan 69').
Sementara satu gol lainnya dihasilkan melalui bunuh diri dari bek Polandia, Dominik Szala. Sedangkan satu gol Polandia itu dicetak oleh Marcel Regula (66').
Usailaga, pelatih Senegal, Serigne Dia turut membicarakan hasil pertandingan.
Menariknya, Serigne Dia juga memberikan sorotan mengenai kota Bandung.
Menurutnya, orang-orang yang pernah ia temui di Bandung sangat ramah, apalagi mayoritas penduduknya sama seperti Senegal yang memeluk agama islam.
"Anda tahu, Senegal, kami memiliki 92 persen orang Muslim. Itu sebabnya kami pergi ke masjid. Kami pergi ke mana-mana," ucap Serigne Dia, dikutip dari BolaSport.
"Orang-orang yang baik hati juga berada di sini."
"Negara ini sangat bagus. Orang-orangnya sangat baik," imbuhnya.
Serigne Dia juga menyelipkan pujian kepada panitia Piala Dunia U17 2023 yang telah bekerja keras khususnya yang berada di Stadion Si Jalak Harupat.
Dia mengaku bahwa dirinya sudah pernah datang ke Stadion Si Jalak Harupat sebelum Piala Dunia U-17 2023 dimulai.
"Ya. Senang bisa melihatnya. Ini bagus. Ini adalah kedua kalinya bagi saya di sini," ucap Serigne Dia.
"Saya berada di sini satu bulan yang lalu untuk mengunjungi semuanya. Sekarang saya pikir mereka bekerja sangat keras untuk memberikan kami kenyamanan seperti ini," tutur Dia.
Meski begitu, Serigne Dia mengeluhkan satu masalah yang sempat membuatnya was-was.
Masalah itu ialah cuaca yang terus menerus hujan sepanjang hari.
Hal itu kian berbeda dengan negara Senegal yang hanya hujan dalam tiga bulan sekali.
Menurutnya, para pemain akan lebih sulit mengendalikan laju bola karena cepat dan licin.
"Sulit bagi para pemain. Bola melaju sangat cepat," kata Dia melanjutkan.
"Anda tahu, Senegal mungkin hanya tiga bulan sekali untuk hujan, tetapi yang lain mungkin hanya memikirkan untuk bermain sepak bola."
"Namun, ya tentu saja, kita harus bisa memikirkan semua kondisi ini," pungkasnya.
Meski telah memastikan diri lolos, Senegal masih memainkan laga terakhir di babak fase grup untuk melawan Jepang pada Jumat (17/11/2023) pukul 16.00 WIB.
(Tribunnews.com/Ali) (BolaSport/Muhammad Zaki Fajrul Haq)