News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kualifikasi Piala Dunia 2026

Messi Sikut dan Pegang Leher Pemain Uruguay tapi Bebas Hukuman, Picu Perdebatan Fans di Media Sosial

Penulis: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEGANG LEHER- Lionel Messi sempat terlibat dalam beberapa insiden yang panas saat laga Argentina melawan Uruguay. Salah satu momen, adalah ketika Lionel Messi mencekik leher salah seorang pemain Uruguay. Momen yang melibatkan Lionel Messi tersebut menjadi bahan perdebatan antara suporter sepak bola, terutama setelah Messi terpilih sebagai pemain terbaik dunia lewat penghargaan Ballon d'Or.

TRIBUNNEWS.COM- Lionel Messi sempat terlibat dalam beberapa insiden yang panas saat laga Argentina melawan Uruguay.

Salah satu momen, adalah ketika Lionel Messi terlihat sedikit memegang leher atau mencekik leher salah seorang pemain Uruguay.

Momen yang melibatkan Lionel Messi tersebut menjadi bahan perdebatan antara suporter sepak bola, terutama setelah Messi terpilih sebagai pemain terbaik dunia lewat penghargaan Ballon d'Or.

Lionel Messi yang marah mencengkeram leher bintang Uruguay saat pertandingan Argentina dikalahkan untuk pertama kalinya oleh Uruguay.

Ini adalah pertama kalinya juara dunia Argentian kalah sejak menjuarai Piala Dunia 2022, Argentina kalah 2-0 dari Uruguay di Buenos Aires.

Lionel Messi menjadi pusat keributan di babak pertama.

Messi kehilangan ketenangannya dan mencekik leher salah seorang pemain lawannya saat Argentina kalah dari Uruguay pada Jumat (17/11/2023).

Saingan sengit ini bertarung habis-habisan di Stadion La Bombonera di Buenos Aires, dengan tim tamu mengakhiri rekor tak terkalahkan Argentina pasca-Piala Dunia.

Gol Uruguay dicetak oleh Ronald Araujo dan Darwin Nunez.

Ketegangan memuncak pada pertengahan babak pertama ketika pemain Argentina Rodrigo De Paul terlibat ketegangan dengan pemain Uruguay Mathias Olivera.

Messi terjun ke medan pertempuran dengan menerobos masuk ke Olivera, dan keadaan berubah menjadi buruk ketika pemenang Ballon d'Or itu melingkarkan tangannya di leher sang bek.

Wasit pun gagal menemukan pelanggaran tersebut dan Messi lolos tanpa hukuman, yang membuat bingung para penggemar di media sosial.

“Itu kartu merah untuk pemain lain tapi tentu saja dia tidak mendapat kartu merah karena namanya Messi,” keluh salah satu pendukung di X.

Yang lain berkata: “Orang-orang selalu bersikap seolah-olah Messi adalah pria yang rendah hati dan tidak bermasalah. Wah, PR sangat kuat."

Penggemar yang ketiga menulis "Ini seharusnya merupakan kartu merah mutlak, mengapa Anda menyikut dan mencekik pemain?".

Yang lainnya bercanda: "Messi adalah pria tangguh yang ingin mengetahui pengawalnya akan datang," tulisnya.

Messi mencoba turun tangan saat rekan setimnya Rodrigo De Paul bentrok dengan pemain Uruguay Mathias Olivera.

Uruguay, yang dilatih oleh pelatih asal Argentina Marcelo Bielsa, mendapat tawa terakhir setelah mencetak dua gol di babak kedua.

Dua gol itu membuat Messi dan rekan-rekannya kalah untuk pertama kalinya.

Bek Barcelona Araujo mencetak gol pertama dan striker Liverpool Nunez mencetak gol kedua, meskipun kedua upaya tersebut seharusnya dapat digagalkan oleh kiper Aston Villa Emi Martinez.

Messi nyaris mencetak gol setelah tendangan bebasnya membentur mistar, namun dari seluruh penguasaan bola Argentina (64 persen) mereka nyaris tidak mengancam gawang Uruguay. Hanya mencatatkan tiga tembakan tepat sasaran.

Hasil ini membuat Uruguay memperkecil jarak dengan Argentina di puncak klasemen kualifikasi Piala Dunia CONMEBOL.

Argentina berada di puncak dengan 12 poin, dan Uruguay kini hanya tertinggal dua poin dari mereka di peringkat kedua setelah menjadi tim pertama yang mencetak gol melawan pemenang Piala Dunia di kualifikasi.

“Kami tidak pernah merasa nyaman di pertandingan ini,” aku Messi usai pertandingan.

"Uruguay adalah tim yang mengandalkan fisik, mereka punya kerja sama tim yang bagus. Selalu seperti itu saat melawan mereka." kata manajer Argentina Lionel Scaloni.

"Uruguay adalah tim yang lebih baik... Kami tidak dapat berpikir bahwa karena kami adalah juara dunia, kami tidak akan pernah kalah lagi. Kami bukannya tidak terkalahkan, saya sudah mengatakannya sebelumnya dan saya akan terus mengatakannya," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini