News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga 1

Menanti Keajaiban VAR demi BRI Liga 1 Indonesia yang Lebih Sehat dan Bersih

Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Instruktur Hawk Eye sedang memberikan pelatihan terhadap Replay Operator yang akan bertugas untuk VAR di BRI Liga 1 2023/24. Pelatihan berlangsung di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (16/11/2023)

TRIBUNNEWSCOM - Suasana stadion seluruh Indonesia kini mulai hidup kembali.

Kompetisi yang dinanti pecinta Si Kulit Bundar telah dimulai.

Sepanjang putaran pertama BRI Liga 1 Indonesia digelar, pertandingan selalu penuh dengan drama yang menghiasi.

Termasuk drama keputusan wasit yang selalu menjadi sorotan suporter klub.

Bak kiasan ‘yang menang merayakan dan yang kalah menjelaskan’ masih saja menjadi perdebatan panas di berbagai forum.

Tak hanya datang dari suporter, pelatih klub-pun ikut mengomentari keputusan wasit yang dianggap kontroversial.

Satu contoh momen pelatih yang melontarkan protes keras ketika Persija merasa dirugikan saat melawn Bali United pada Minggu (24/8/2023) lalu.

Kala itu, pelatih Persija Thomas Doll menenteng kertas berupa cuplikan gambar Witan Sulaeman dilanggar di kotak terlarang.

Thomas Doll emosional, karena seharusnya Persija mendapatkan hadiah penalti.

"Saya tidak tahu, ketika seseorang melihat situasi ini di dalam kotak penalti, ada hakim garis di sana, ada wasit dekat sana, ini 1 meter dalam kotak penalti dan mereka tidak bisa melihat ini," ungkap Thomas.

Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll, membawa bukti cetak ketika Witan Sulaeman dilanggar dalam kotak penalti, ketika melawan Bali United di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (24/8/2023) malam WIB. (tribunnews.com/alfarizy)

Baca juga: PT LIB Kenalkan Hawk Eye Sebagai Penyedia VAR di Liga 1: Sudah Dipakai di Piala Dunia U-17 2023

Sayang, wasit tak melihat hal tersebut sebagai pelanggaran keras.

Akhirnya, Macan Kemayoran harus puas bermain imbang melawan Bali United.

Wasit hanyalah manusia, yang tentu bisa berbuat salah atau tak melihat kejadian sesungguhnya.

Agar hal tersebut tak terulang lagi, teknologi seperti VAR (Video Assistant Referee) memang dibutuhkan dalam sebuah pertandingan sepak bola.

Untuk sementara, PSSI sudah memberikan solusi singkat.

Yakni memberikan pembinaan bagi wasit yang memberikan keputusan kurang tepat.

Pembinaan tersebut berupa ‘libur’ penugasan menjadi pengadil lapangan.

Hingga artikel ini ditayangkan, sudah ada 27 wasit BRI Liga 1 yang mendapat pembinaan dari PSSI.

"Ini merupakan komitmen dari PSSI untuk meningkatkan kualitas wasit demi menghasilkan kompetisi yang baik, bersih dan profesional."

"Kami melakukan pembinaan kepada wasit-wasit yang melakukan kesalahan."

"Wasit-wasit yang kita lakukan pembinaan dengan durasi tidak bertugas dari dua hingga enam pekan."

"Semoga hukuman ini menjadi motivasi dan evaluasi terhadap semua wasit agar lebih matang, cermat dan memimpin sesuai law of the game," kata Arya Sinulingga selaku Komite Eksekutif PSSI, dilansir laman resmi PSSI.

Liga 1 musim ini juga bakal memberlakukan sistem promosi dan degradasi wasit Liga 1 dan Liga 2, sesuai performa mengadili setiap pertandingan.

Meski demikian, PSSI tak omong kosong soal rencana VAR bakal diberlakukan dalam kompetisi BRI Liga1 Indonesia.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah sepak bola Indonesia, Video Assistant Referee alias VAR akan digunakan.

Tentunya, hal ini menjawab keluhan dan perdebatan panjang pasca-pertandingan yang melibatkan keputusan wasit.

Kehadiran VAR dapat meminimalisir segala bentuk kecurangan hingga tuduhan mafia mafia bola yang beredar luas.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir sampai saat ini masih aktif meminta training penggunaan VAR agar berjalan hingga akhir tahun ini.

Terlebih Indonesia yang dinobatkan sebagai tuan rumah Piala Dunia U17 dapat sekaligus belajar menggunakan VAR.

Bahkan merek VAR yang digunakan Piala Dunia U17 dengan Liga Indonesia kelak juga sama.

Erick Thohir pun yakin, VAR dapat diimplementasikan mulai Februari 2024 mendatang.

"Insya Allah di Desember, pelatihan fase ketiga, ini sudah bisa kita dorong untuk kita tuntaskan dan ketika Februari nanti VAR benar-benar ada," ucap Erick, dikutip dari situs PSSI pada 10 Oktober 2023 lalu.

Tak lama lagi, tampilan sepak bola Indonesia bak kompetisi Eropa.

Wasit akan menunjukkan gestur kotak untuk melihat VAR sebelum memberi keputusan penting.

Artinya peluang wasit atau pihak yang ingin mencuri-curi kesempatan curang makin sempit.

Jika terjadi kecurangan dalam bentuk apapun di kompetisi Liga Indonesia, Erick Thohir tegas akan menempuh jalur hukum dan dipenjarakan seumur hidup.

"Dengan ini (VAR) kita harapkan bisa menekan kesalahan individu untuk para wasit, tetapi kalau ada 'permainan', pengaturan skor, atau sepakbola negatif, ya tetap kita tangkap."

"Polisi punya komitmen penjarakan, saya punya komitmen hukum seumur hidup," ucap Erick.

Layak dinantikan, bagaimana sentuhan keajaiban VAR bisa mengubah industri Liga 1 Indonesia menjadi lebih bersih dan makin kompetitif.

Hal ini sejalan dengan alasan BRI bersedia menjadi mendukung Liga 1 Indonesia tiga musim beruntun alias hattrick menjadi sponsor utama kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia.

Direktur Utama BRI, Sunarso menyebut, akan terus mendukung kompetisi Liga 1 berjalan dengan sehat hingga menciptakan nilai ekonomi dan nilai sosial yang lebih baik.

"Kita akan terus mensupport supaya kompetisi berjalan dengan sehat, sehingga bisa menghasilkan pemain tim nasional yang melalui proses seleksinya di kompetisi yang sehat."

"Semoga kompetisi sepakbola terbesar di Republik ini nanti untuk periode 2023/2024 dengan izin Allah SWT bisa berjalan dengan lancar, baik dengan economic value, social value, khususnya kejayaan olahraga menjadi tradisi sepakbola," jelas Sunarso, dikutip dari PSSI.

(Tribunnews.com/ Siti Nurjannah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini