TRIBUNNEWS.COM - Erik ten Hag disebut telah kehilangan dukungan separuh pemainnya di Manchester United.
Kekalahan Manchester United dari Newcastle akhir pekan lalu membawa Erik ten Hag ke dalam situasi yang tak mengenakkan.
Man United kini berada di urutan ke-7 dalam klasemen, terpaut lima poin dari empat besar yang membuat tekanan kini ada pada diri Erik ten Hag.
MU juga duduk di posisi terbawah grup A Liga Champions, dengan satu laga tersisa membuat kans untuk lolos ke 16 besar sangat kecil.
Setelah kekalahan dari Newcastle, muncul laporan dari Sky Sport yang menyatakan Erik ten Hag telah kehilangan dukungan dari separuh ruang ganti di Old Trafford.
Baca juga: Polemik Unik Manchester United: Pelatih Dibenci, Pemain Buangan Rutin Party Sana-sini
Gaya kepelatihan Ten Hag banyak dikeluhkan oleh para pemain MU. Penggawa Setan Merah tidak senang dengan gaya permainan serta juga metode pelatihan mereka.
"Beberapa pemain bingung dengan apa yang terjadi. Dia kehilangan elemen ruang ganti. Salah satu sumber memberi tahu saya bahwa dia kehilangan sekitar 50 persen ruang ganti."
“Cukup banyak pemain yang tidak puas dengan gaya permainannya, mereka juga merasa berlatih terlalu keras dan terlalu banyak berlari saat latihan. Saya diberitahu bahwa para pemain tidak tahu untuk apa mereka berlari," ujar kepala reporter Sky Sports News, Kaveh Solhekol.
Beberapa pemain senior telah berbicara dengan Ten Hag tentang apa yang terjadi dan menceritakan pengalaman mereka di klub sebelumnya dan mereka merasa bahwa manajer harusnya lebih berhati-hati dan sensitif.
"Mereka merasa manajemen pemainnya bisa sedikit lebih baik, tapi Erik ten Hag adalah bosnya dan dialah yang mengambil keputusan. Dia tidak mau berubah. Dia akan melakukan segala sesuatunya sesuai keinginannya."
"Saya juga diberitahu bahwa beberapa pemain percaya bahwa dia terlalu kaku dan dia terlalu robotik," ujarnya.
Baca juga: Klarifikasi Ten Hag setelah Kepergok Ribut dengan Martial saat Manchester United Digilas Newcastle
Dua Minggu yang Menentukan Perebutan Gelar
Sejauh ini, Manchester United telah kalah enam kali di Liga Inggris. Upaya MU untuk menantang gelar juara Liga Inggris terancam buyar dalam hitungan beberapa minggu kedepan, pun dengan Liga Champions.
Tengah pekan ini, MU akan menjamu Chelsea di Old Trafford, lalu juga Bournemouth. Laga itu cukup krusial sebelum nantinya akan melawat ke markas Liverpool di Anfield.
United bertandang ke Merseyside pada 17 Desember, hampir tepat lima tahun sejak mereka kalah dari Liverpool pada pertandingan terakhir Jose Mourinho sebagai pelatih.
Mourinho dibebaskan dari tugasnya di MU pada 18 Desember 2018 menyusul kekalahan 3-1 di Anfield dua hari sebelumnya yang membuat United berada di urutan keenam dalam klasemen, 19 poin di belakang pemimpin liga saat itu, Liverpool.
Saat ini keduanya hanya terdapat tujuh poin, namun jurang pemisah di antara keduanya terasa semakin lebar seperti saat Mourinho dipecat empat tahun lalu, terlebih jika hasil minor terus didapat MU.
Meskipun masa depan Ten Hag tidak dalam bahaya, perjalanan ke Liverpool akan menjadi hal yang krusial bagi United yang berpotensi menentukan musim perebutan gelar juara Liga Inggris.
Belum lagi laga di Liga Champions. Sebelum melawan Liverpool, The Red Devils akan berhadapan dengan Bayern Munchen terlebih dulu.
Selain wajib menang agar bisa lolos, MU juga mesti berharap laga antara Galatasaray vs Kopenhagen berakhir dengan hasil seri.
MU sebelumnya sudah kandas di ajang Carabao Cup setelah dihajar Newcastle 0-3. Dengan demikian, jika Liga Champions tersingkir dan praktis hanya trofi Piala FA yang masih bisa diharapan MU.
Menarik untuk ditunggu langkah apa yang akan dilakukan manajeman United jika hasil buruk terus didapat MU selama Desember ini.
(Tribunnews.com/Tio)