TRIBUNNEWS.COM - Presiden Direktur PT Putra Sleman Sembada (PT PSS), Gusti Randa membahas kericuhan suporter saat timnya kalah di kandang PSIS Semarang dengan skor 1-0 pada hasil Liga 1 2023 pekan 21.
Kericuhan suporter itu terjadi di Stadion Jatidiri, pada Minggu (3/12/2023) sore WIB.
Awalnya, duel PSIS Semarang vs PSS Sleman berjalan biasa-biasa saja.
Bahkan tuan rumah PSIS Semarang berhasil membuka keunggulannya pada menit 45+3 lewat penalti Carlos Fortes.
Baca juga: Kronologi Ricuh Suporter di Laga PSIS vs PSS, Berawal Saling Ejek, Adegan Saling Lempar Tersaji
Selepas turun minum, PSIS maupun PSS terlihat saling jual beli serangan.
PSIS tentu ingin memperbesar keunggilan, sedangkan PSS memburu gol penyeimbang.
Namun, kerusuhan pecah di injury time babak kedua menit 90+2.
Pantauan Tribunnews via tayangan televisi, pemain PSIS dan PSS yang ada di bench berlari ke dalam lapangan dan coba masuk ke ruang ganti.
Sebab pemain berhamburuan karena penonton saling lempar di tribune.
Sejumlah penonton dari tribun barat tiba-tiba berlarian ke tengah lapangan.
Ada juga yang membawa anak kecil berlari ke tengah lapangan untuk menghindari kericuhan.
Sejumlah suporter juga tampak masuk lapangan dan melakukan lemparan.
Tak sampai disitu, ada juga suporter yang nekat turun ke pinggir lapangan.
Kondisi chaos ini membuat laga dihentikan dan PSIS memastikan kemenangan 1-0 atas PSS.
Sikap Manajemen PSS
Menyikapi kericuhan tersebut, Gusti Randa merasa kesal dan kecewa karena.
Apalagi pihaknya telah menghimbau Sleman Fans selaku pendukung PSS untuk mentaati tidak datang ke pertandingan tandang.
“PSS sudah tidak kurang untuk memberitahu pendukungnya untuk tidak hadir di seluruh pertandingan tandang PSS termasuk di Stadion Jatidiri kemarin."
"Dalam imbauan tersebut dengan jelas kami beritahu konsekuensi apa yang akan PSS terima atas kejadian lanjutan nantinya,” ujar Gusti Randa dikutip dari laman klub.
Lebih lanjut, ia menyanyangkan pertikaian antar suporter seharusnya tidak terjadi dan seluruh penonton bisa menikmati pertandingan hingga akhir laga.
“Kami dari PSS sangat menyayangkan kejadian di akhir laga kemarin. Seharusnya kita bisa mengakhiri laga dengan baik. Namun ada beberapa oknum yang malah merusak hal tersebut,” jelasnya.
“Kami juga secara luas memandang hal-hal seperti ini merusak sportivitas dalam olahraga. Tidak hanya dalam kejadian ini saja, hal tersebut sangat kami sayangkan dan tidak seharusnya terjadi,” sambungnya.
Gusti kembali mengimbau untuk seluruh PSS Fans tidak mengulangi hal tersebut.
Dirinya meminta Sleman Fans sadar bahwa kompetisi Liga 1 2023 masih panjang.
Apabila ulah Sleman Fans diganjar hukuman oleh Komdis PSSI, maka PSS juga ikut merasakan kerugiannya.
Dengan kejadian tersebut, ia berharap Sleman Fans tidak berulah yang bisa merugikan tim kesayangannya sendiri.
“PSS kembali menghimbau untuk PSS Fans tidak mengulangi hal tersebut lagi."
"Kita harus menghormati seluruh keputusan Federasi, PT LIB dan Panpel tim lawan dalam hal ini untuk tidak hadir ke Stadion,” terangnya.
“Perjalanan PSS masih panjang di Liga 1. Kami sangat menyayangkan kejadian kemarin dan berharap hal tersebut tidak terulang kembali."
"Tujuannya tentu agar PSS bisa fokus menjalani pertandingan dan kembali meraih hasil positif,” tandas Gusti Randa.
(Tribunnews.com/Ipunk)