TRIBUNNEWS.COM - Timnas Indonesia sekali lagi berkesempatan mengukir sejarah untuk bisa ke perempat final Piala Asia untuk yang pertama kalinya.
Syaratnya adalah melewati hadangan Australia di babak 16 besar yang digelar di Jassim Bin Hamad Stadium, Minggu (28/1/2024) pukul 18.30 WIB.
Ini adalah penampilan pertama Indonesia di fase gugur Piala Asia dalam lima kali keikutsertaannya.
Sementara bagi Australia, mereka saat ini tengah mengincar gelar kontinental kedua mereka setelah terakhir kali meraihnya pada 2015 lalu.
Australia memang lebih diunggulkan untuk menang dibanding Indonesia. Ranking kedua tim terpaut cukup jauh, sebesar 121 tingkat.
Tim berjuluk Socceroos ini menempati ranking 25 dunia, sedangkan Indonesia di posisi 146 dunia per Desember lalu.
Oleh karena itu, jalan Indonesia untuk mencatatkan rekor dengan menembus perempat final dipastikan tak akan mudah.
Meski begitu, tidak ada yang mustahil mengingat bundarnya bola yang dimainkan.
Tim sekelas Jepang pun bisa dikalahkan Irak. Lalu Malaysia juga bisa menahan imbang Korea Selatan.
Shin Tae-yong menegaskan anak asuhnya akan bejuang sekuat tenaga untuk bisa mencetak sejarah lolos ke babak perempat final.
Baca juga: Shin Tae-yong: Komentar Jahat Dapat Berdampak Signifikan pada Fisik dan Seluruh Aspek Mental Pemain
"Walaupun saya akan sangat senang jika keajaiban lain datang kepada saya dan datang ke Indonesia, tapi jelas itu tidak mudah. Jadi meskipun lawannya adalah tim yang sangat kuat."
"Tapi kami akan bermain dengan mentalitas yang kuat," ungkap Shin Tae-yong, dikutip dari laman PSSI.
"Kami tidak pernah menyerah, kami akan fokus pada pertandingan. Jadi sampai wasit mengumumkan hasilnya, setelah lebih dari 90 menit pertandingan, kami tidak akan menyerah, melakukan yang terbaik," tukasnya.
Jika menilik data dan statistik kedua tim, berdasar rekam jejak penampilan dan rekor pertemuan Indonesia vs Australia, terdapat sejumlah fakta yang menarik.
Berikut fakta dan angka jelang duel Australia vs Indonesia di babak 16 besar ini, berikut yang dihimpun Tribunnews:
Potensi Kejutan di Rekor Pertemuan
Australia telah memenangkan 11 dari 15 pertandingannya melawan Indonesia, sisanya tiga kali imbang dan sekali kalah.
Salah satu hal yang bisa membuat Australia bisa jumawa adalah mereka tidak terkalahkan dalam enam pertemuan terakhirnya (W5 D1) tanpa kebobolan satu gol pun.
Tapi sejumlah rekor pertemuan head to head Indonesia vs Australia itu terjadi di luar ajang Piala Asia.
Pertemuan di Piala Asia kali ini adalah yang pertama kalinya bagi kedua tim, persis dengan pertemuan melawan Vietnam beberapa waktu lalu.
Melawan Vietnam, Indonesia lebih sering berjumpa di ajang Piala AFF atau Kualifikasi Piala Dunia/Asia.
Sedangkan melawan Australia, pertemuan paling sering adalah di kompetisi tak resmi seperti Merlion Cuo dan Piala Kemerdekaan.
Selain itu, ada laga uji coba atau Kualifikasi Piala Dunia. Bisa jadi pertemuan di turnamen resmi sekalas Piala Asia akan hadir kejutan yang mengikis dominasi Australia.
Baca juga: Belajar dari Laga Irak dan Jepang, Haram Lakukan Blunder dan Kebobolan Cepat saat Lawan Australia
Performa Naik dan Turun
Australia tidak pernah kebobolan lebih dari satu gol dalam pertandingan sistem gugur di Piala Asia AFC.
Saat menjuarai Piala Asia 2015, Australia menang 0-2 di perempat final melawan China, lalu 2-0 di semifinal melawan Uni Emirates Arab dan 2-1 di final melawan Korea Selatan.
Sementara di Piala Asia 2011 saat jadi runner up, Australia menang 1-0 saat ekstra time melawan Irak, lalu menembus semifinal dengan mengalahkan Uzbekistan 6-0, namun kalah 1-0 di laga final melawan Jepang.
Meski begitu, mereka juga gagal mencetak satu gol pun dalam dua pertandingan sistem gugur mereka pada edisi 2019.
Namun mereka telah melewati tahap pertama fase sistem gugur di masing-masing dari tiga turnamen terakhir.
Di Piala Asia 2019, Australia melaju sampai perempat final setelah di babak 16 besar menang 4-2 saat adu penalti melawan Uzbekistan.
Sebelum tos-tosan penalti, kedua tim bermain dengan skor kacamata selama 120 menit. Langkah Australia kala itu mandek di babak 9 besar setelah kalah 1-0 dari Uni Emirates Arab.
Indonesia sendiri telah mencetak setidaknya satu gol dalam enam dari tujuh pertandingan terakhir mereka di Piala Asia AFC.
Tiga gol di antaranya dicetak di tiga pertandingan terakhir, yakni saat fase grup beberapa waktu lalu.
Namun demikian, skuad Garuda belum pernah mencetak gol dalam empat pertandingan berturut-turut di kompetisi ini.
Australia Baik di Penguasaan Bola
Menurut laman AFC, Australia adalah tim yang terbaik dalam hal waktu penguasaan bola.
Australia cukup pede dalam menguasai bola, rata-rata 12,5 detik per sesi di Piala Asia Qatar 2023 ini.
Statistik tersebut adalah yang terlama dibandingkan tim mana pun di kompetisi ini.
Sedangkan Indonesia menempati tiga dari bawah, dengan 5,8 detik.
Hanya Hong Kong dan Tiongkok yang memiliki rata-rata lebih rendah dari Indonesia, yakni 2,9 detik.
Baca juga: Shin Tae-yong: Susunan Pemain Inti Timnas Indonesia Tak Berubah saat Hadapi Australia di Piala Asia
Chemistry Lini Belakang
Pertahanan Australia cukup baik kordinasinya. Mereka hanya kebobolan satu gol sejauh ini, terjadi saat seri 1-1 melawan Uzbekistan.
Dua laga lainnya tanpa kebobolan, yakni saat menang 2-0 melawan India dan 1-0 lawan Suriah.
Faktanya, lini belakang Australia ini memiliki peran yang cukup baik dalam permainan mereka.
Duo bek Australia Kye Rowles (72) dan Harry Souttar (58) telah memainkan 130 operan antara satu sama lain di Piala Asia AFC 2023.
Mereka adalah satu-satunya pasangan yang melakukan 100+ operan antara satu sama lain pada ajang ini.
Menarik ditunggu apakah Timnas Indonesia yang sama sekali tak diunggulkan bisa memberi kejutan di laga melawan Australia nanti.
(Tribunnews.com/Tio)