News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Italia

Conte Siap Melatih Lagi, Ungkap Impian Terbesarnya sebagai Pelatih

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Dwi Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Antonio Conte saat menjadi pelatih Tottenham Hotspur - Antonio Conte mengaku sudah siap untuk kembali melatih lagi setelah absen 11 bulan lamanya.

TRIBUNNEWS.COM - Antonio Conte mengaku sudah siap untuk kembali melatih lagi setelah absen 11 bulan lamanya.

Conte telah rehat hampir setahun sejak terakhir kali meninggalkan Tottenham Hotspur pada Maret 2023 lalu.

Ia sempat menolak untuk menjadi pelatih Napoli pada Oktober tahun lalu dengan mengatakan ingin rehat dan menikmati waktunya bersama keluarga terlebih dulu.

Kini, dalam wawancara terbaru bersama The Telegraph, Conte mengaku saat ini sudah siap untuk melatih.

"Saya memanfaatkan waktu ini untuk diri saya sendiri, untuk keluarga saya dan untuk bersama orang tua saya."

"Penting untuk memulihkan tenaga, secara fisik dan mental, sekarang satu-satunya masalah saya adalah saya memiliki terlalu banyak energi," kata dia, seperti dikutip dari Sky Sport Italia.

Conte diperkirakan akan mengambil pekerjaan baru di Serie A setelah mengalami kesulitan pribadi selama berada di London Utara bersama Tottenham.

Ada banyak opsi bagi pelatih 54 tahun ini. Sejumlah klub Italia seperti AC Milan, AS Roma dan Napoli diperkirakan akan melakukan pergantian pelatih.

Mantan pemain Juventus Antonio Conte (Kiri) dan Angelo Di Livio (kanan) tertawa bersama saat pertandingan sepak bola dalam acara "Bersama, Pertunjukan Hitam Putih", pesta pertama Juventus yang didedikasikan untuk seluruh penggemarnya, di Pala Alpitour di Turin, pada 10 Oktober 2023. MARCO BERTORELLO / AFP (MARCO BERTORELLO / AFP)

Baca juga: Kabar untuk Milanisti soal Pemecatan Pioli, Isu Conte Latih AC Milan Bak Sebuah Parasit

Namun demikian, ia akan mempertimbangkan secara matang-matang setiap tawaran yang datang.

Pasalnya, Conte sendiri ingin kembalinya ke lapangan bukan hanya sekadar untuk bersenang-senang.

Pelatih asal Italia ini menaruh ekspektasi yang tinggi terhadap tim yang ia latih nantinya.

"Saya siap untuk kembali duduk di bangku cadangan dan melatih. "

"Tidak cukup hanya bersenang-senang, tim saya harus menang. Jika tidak, yang lain akan menunggu untuk merayakan kegagalan saya. Inilah kenyataannya," jelasnya.

Pelatih kelahiran Lecce Italia ini mengungkapkan, salah satu impian terbesarnya adalah memenangi trofi Liga Champions.

Memang ini tak akan mudah. Oleh karena itu ia akan cukup selektif dalam menerima tawaran untuk melatih nantinya.

"Sejujurnya, suatu hari nanti saya ingin mengangkat trofi Liga Champions sebagai pelatih."

"Saya tahu itu sangat sulit. Orang-orang menganggapnya sederhana, tetapi Anda harus tetap berada di klub yang tepat, klub yang sesuai dengan ambisi Anda, klub yang siap mengambil langkah terakhir untuk memenangkan Liga Champions," kata dia.

Salah satu hal yang mendorong Conte memiliki keinginan tersebut adalah sang ayah.

Ayahnya pernah memimpikan dirinya mengangkat trofi si Kuping Besar. Ia pun berkeinginan untuk mempersembahkan trofi tersebut untuk ayahnya.

"Saya ingin memberikan kegembiraan ini kepada ayah saya. Dia mengatakan kepada saya 'Saya ingin melihatmu mengangkat Liga Champions'. Itu tidak mudah, tapi semua orang bisa punya mimpi," ungkapnya.

Baca juga: Conte Bicara soal Peluang Kembali Latih Juventus, Ungkap Satu Syarat agar Bisa Terjadi

Demi meraih keberhasilan itu, Conte akan terbuka dengan inovasi soal taktis di lapangan.

Seperti diketahui, Conte selama ini dikenal dengan gaya formasi 3-5-2, yang dianggap sebagian orang adalah formasi bertahan. Menurutnya, itu tidaklah benar. 

"Orang mengira 3-5-2 adalah sistem bertahan , padahal itu tidak benar. Lihat saja berapa banyak gol yang saya ciptakan."

"Tim mencetak gol di setiap musim. Itu tidak tergantung pada apakah ada tiga atau empat pemain bertahan, itu tergantung pada bagaimana Anda membangun tim dan membangun serangan."

"Pada saat yang sama, tidak baik jika terlalu menyerang. Dan juga tidak terlalu defensif. Anda harus menghormati karakteristik para pemain dan beradaptasi dengan mereka."

"Pengalaman saya mengatakan bahwa jika Anda ingin memenangkan kejuaraan atau mengangkat trofi, Anda harus memiliki tim yang seimbang.

"Musim lalu Manchester City adalah contoh terbaik dari sebuah tim dengan keseimbangan yang hebat, baik dalam bertahan maupun menyerang,” tukas Conte.

(Tribunnews.com/Tio)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini