TRIBUNNEWS.COM - Hasil pertandingan Liga Italia giornata 28 menempatkan AC Milan bersama pelatihnya, Stefano Pioli sebagai sorotan. Sukses AC Milan 'membalap' atau menyalip Juventus di tabel Klasemen Liga Italia dibayangi rekor pelatih yang membesut Real Madrid, Carlo Ancelotti.
Berlangsung di Stadion San Siro, laga AC Milan vs Empoli berkesudahan dengan skor 1-0, Minggu (10/3/2024)
Satu-satunya gol penentu tiga poin AC Milan tercipta melalui Christian Pulisic (40').
Kemenangan ini sangat berarti bagi Rossoneri, julukan AC Milan. Bagaimana tidak, skuad asuhan Stefano Pioli naik ke peringkat dua klasemen Serie A.
AC Milan membukukan 59 poin, unggul satu angka dari Juventus yang melorot ke tangga tiga tabel clasifica.
Keberhasilan Milan memperbaiki posisi mereka tak lepas dari hasil negatif yang diperoleh Juventus pada iornata 28 kali ini.
Menghadapi tim asal Bergamo, Atalanta, Juventus hanya berbagai satu poin setelah laga berakhir lewat kedudukan 2-2.
Ini menjadi situasi yang merugikan bagi Juventus, namun sebaliknya bagi Inter Milan.
Dengan kekalahan Juventus, selain AC Milan diuntungkan bisa memperbaiki peringkat, Inter Milan juga mendapatkan berkahnya.
Nerazzurri, julukan Inter, semakin leluasa dalam perburuan Scudetto musim ini. Klub sekota AC Milan tersebut unggul 16 angka dari Rossoneri di posisi puncak klasemen.
Kembali ke AC Milan, Olivier Giroud dan kolega layak mendapatkan apresiasi, khususnya Stefano Pioli setelah mengkudeta Bianconeri, julukan Juventus, dari posisi runner-up sementara.
Baca juga: Hasil Liga Italia: Respons Kalem Allegri setelah Posisi Juventus Digeser AC Milan
Terlebih lagi Pioli selaku Alenatore alias pelatih Milan membukukan rekor fantastis.
Dirangkum laman SempreMilan, Stefano PIoli menjadi pelatih kedua di era tiga poin yang mengumpulkan 351 angka sejak membesut AC Milan musim 2019 menggantikan Marco Giampaolo.
Tercatat pelatih pertama yang memiliki prestasi serupa dengan Pioli ialah Carlo Ancelotti, yang kini menjadi pelatih Real Madrid.
Tak salah jika kemudian menyebut sukses Milan menyalip Juventus diwarnai bayang-bayang juru taktik Los Blancos.
Hanya saja jika diperbandingkan prestasi Ancelotti dengan Pioli semasa menjabat sebagai pelatih di Milan terbilang jomplang.
Don Carlo, panggilan beken Ancelotti, mengemas sejumlah trofi bergengsi bagi Milan, termasuk dua kali gelar juara Liga Champions. Di mana hal ini belum bisa dipersembahkan oleh Pioli.
Stefano Pioli pun menyadari bahwa prestasi berupa gelar juara AC Milan di eranya belum bisa dibandingkan dengan sang senior.
Oleh karena itu, juru taktik Il Diavolo Rosso memilih merendah dengan menyebut dirinya tumbuh dan besar oleh kritik yang dialamatkan kepada timnya kini.
“Apa yang saya alami di Milan adalah sesuatu yang luar biasa. Saya telah memberikan segalanya sejak saya bergabung dengan Milanello dan saya menerima banyak hal, termasuk kritik," buka Stefano Pioli.
"Saya sangat gembira dan termotivasi bahwa hal ini dapat bertahan selama mungkin," sambung pelatih yang pernah membesut Fiorentina.
Kini fokus utama Milan ialah menjaga momentum untuk tetap mengamankan posisi kedua. Karena secara peluang, bisa dikatakan AC Milan tertutup untuk merebut Scudetto.
Butuh keajaiban untuk AC Milan menelan lima hingga enam kekalahan beruntun, agar asa Iblis Merah merajai Liga Italia musim ini terbuka.
Di sisi lain, Milan masih bisa mendapatkan trofi dari ajang Liga Eropa. Ini menjadi satu-satunya jalan bagi Pioli yang konon terancam pemecatan di akhir musim.
(Tribunnews.com/Giri)