TRIBUNNEWS.COM - Keadaan Manchester United saat ini kembali menjadi sorotan setelah tim mendapatkan hasil kurang konsisten.
Penunjukan Erik ten Hag sebagai pelatih Manchester United pun sepertinya belum membawa Setan Merah ke arah lebih baik.
Pasalnya posisi Setan Merah tak jauh dari peringkat keenam klasemen Liga Inggris.
Bisa dibilang, peringkat keenam menjadi ciri khas baru Manchester United setelah ditinggal Sir Alex Ferguson.
Setan Merah sangat sering menempati posisi tersebut dalam mengarungi setiap musim Liga Inggris.
Padahal pihak klub telah mengeluarkan banyak uang untuk menjaga kapal besar MU tetap stabil.
Mendatangkan pelatih dan pemain bintang bak menjadi rutinitas.
Baca juga: Empat Bulan Absen, Mason Mount Akhirnya Kembali Latihan Bersama Manchester United
Namun hal itu belum membuahkan hasil yang diinginkan.
Dalam beberapa musim terakhir, MU terkena imbas dari kebijakan transfer yang semrawut.
Mereka seakan tak kenal batas saat mendatangkan pemain-pemain di sektor tertentu.
Deretan bek Manchester United selayaknya menjadi sorotan.
Pasalnya mereka mengeluarkan banyak uang untuk menarik beberapa pemain belakang.
Sebagaimana misal Lisandro Martinez yang didatangkan dari Ajax pada 2022 lalu.
Manchester United memerlukan dana senilai 57 juta Euro untuk mendapatkannya, sebagaimana dikutip dari Transfermarkt.
Ada pula sosok lain yang memerlukan dana cukup besar untuk didatangkan.
Adalah bek asal Prancis, Raphael Varane yang juga membuat Manchester United bekerja keras.
MU mendatangkan Varane pada medio 2021 lalu saat dirinya sudah berumur 28 tahun.
Klub merogoh kocek hingga 40 juta Euro untuk tanda tangan sang pemain.
Tentu saja transfer fenomenal lainnya adalah Harry Maguire yang datang dari Leicester City.
Ia datang dengan mahar 80 juta Poundsterling yang membuat geger jagat sepak bola Inggris.
Berpindah ke posisi lain, ada Casemiro yang didatangkan belum lama ini.
Lagi-lagi, MU mendapatkan Casemiro saat sang pemain tak lagi berumur prima.
Ia datang saat sudah berusia 31 tahun.
Meski demikian, Setan Merah perlu merogoh kocek hingga 60 juta Euro untuk mendapatkannya.
Bisa dibilang performa para pemain di atas tak sebaik yang diinginkan.
Perbandingannya jelas saat mereka masih membela klub sebelumnya.
Terlebih untuk Harry Maguire yang digadang bisa menjadi pemimpin di sektor belakang.
Ia malah kerap tampil di bawah standar yang membuat MU kelimpungan.
Saat Manchester United jor-joran mendatangkan bek, mereka seperti mengikat erat dompet untuk meningkatkan performa sektor depan.
Bisa dibilang, MU sangat irit untuk menambah personel berkualitas di sektor tersebut.
Memang beberapa nama pernah masuk memperkuat tim ini.
Cristiano Ronaldo, Wout Weghorst, hingga Odion Ighalo pernah mendapatkan kepercayaan besar.
Namun ketiganya bukanlah nama utama yang dicari tim-tim besar saat membutuhkan penyerang.
Cristiano Ronaldo sudah melewati usia emasnya. Sedangkan pamor Weghorst dan Ighalo tak secemerlang yang digadang.
Angin segar baru berhembus saat Manchester United memutuskan untuk merogoh kocek dalam-dalam kala mendatangkan Rasmus Hojlund.
Hojlund datang ke Old Trafford dengan mahar senilai 60 juta Euro dari Atalanta.
Keputusan ini terbilang tepat bagi Setan Merah.
Selain mendapatkan personel baru, mereka juga memperoleh jaminan penyerang hingga beberapa tahun ke depan.
Usia Hojlund yang masih muda memberikan harapan tersendiri.
Kini, Manchester United juga merasakan efek positif dari kebijakan mendatangkan Hojlund.
Baca juga: Fans Manchester United Dibuat Terpana Setelah Mengetahui Harga Sebenarnya Alejandro Garnacho
Keran gol pemain asal Denmark mulai mengalir deras.
Hal itu seakan menjadi contoh agar Manchester United tak terlalu pelit dalam mendatangkan penyerang baru.
Apalagi mereka masih kesulitan saat Hojlund mengalami cedera.
Sekiranya penyerang elite lainnya bisa didatangkan untuk mendukung sektor depan Setan Merah.
Dengan pasar penyerang yang ada saat ini, Manchester United perlu merogoh kocek lagi ntuk mendatangkan bomber baru.
(Tribunnews.com/Guruh)