Mereka finis kedua di liga sebanyak lima kali, tiga kali lebih banyak dibandingkan tim mana pun di Jerman yang belum pernah memenangkan gelar hingga musim ini, di mana terakhir kali memenangkan trofi pada tahun 1993.
Pada tahun 2002 adalah tahun yang menyesakkan bagi Leverkusen sehingga julukan Neverkusen akhirnya tersemat kepada mereka.
Leverkusen mengalami kekalahan di final Piala Jerman dan Liga Champions serta kehilangan keunggulan lima poin di Bundesliga dalam tiga laga terakhir musim tersebut, membuat tim akhirnya mengakhiri tahun tanpa trofi.
Kala itu, Leverkusen mesti merelakan juara Liga Jerman atau Bundesliga melayang ke tangan Borussia Dortmund, yang finis satu poin lebih banyak di depannya.
Ditambah lagi, Leverkusen juga gagal di partai puncak Liga Champions.
Hadirnya sejumlah pemain elit kala itu seperti Michael Ballack, Oliver Neuville, Dimitar Berbatov, Lucio dan Ze Roberto masih belum membuat mereka menjadi juara di Benua Biru.
Bayer Leverkusen takluk dengan skor tipis 2-1 setelah gol ikonik tendangan voli Zinedine Zidane bersarang ke gawang Hans-Jorg Butt.
Alhasil julukan Neverkusen tersemat kepada Bayer Leverkusen dari Jerman.
Setelah bertahun-tahun diejek oleh fans lawan, Bayer Leverkusen kini benar-benar menunjukkan kebangkitannya.
Gelar Bundesliga ini baru permulaan. Pasalnya Leverkusen juga berpotensi menambah dua gelar lagi, sehingga menciptakan treble winners.
Dua gelar itu bisa datang dari DFP Pokal. Mereka tinggal memainkan laga final melawan tim kasta kedua Liga Jerman, FC Kaiserslautern.
Lalu satu gelar lain dari Liga Eropa di mana mereka telah unggul 2-0 di leg pertama babak perempat final melawan West Ham.
Tinggal lima laga lagi untuk membuat Bayer Leverkusen mewujudkan mimpi meraih treble winners musim ini.
(Tribunnews.com/Tio)