TRIBUNNEWS.COM - Ramai perbincangan soal keputusan wasit, Shen Yinhao yang dinilai merugikan Timnas U23 Indonesia saat menghadapi Uzbekistan di babak semifinal Piala Asia U23 2024 pada Senin (29/4/2024) malam WIB.
Pertandingan yang berlangsung di Abdullah bin Khalifa Stadium itu dimenangkan oleh Uzbekistan dengan skor 2-0 atas Timnas Indonesia sehingga berhak lolos ke laga final.
Laga tersebut berjalan dengan intensitas yang cukup keras, Timnas Indonesia melakukan 18 pelanggaran, sementara Uzbekistan melakukan setengah dari jumlah skuad Garuda.
Dari jumlah pelanggaran tersebut, Shen Yinhao mengeluarkan 5 kartu kuning, 3 di antaranya untuk Timnas Indonesia, dan satu kartu merah untuk Rizky Ridho.
Shen Yinhao juga menganulir gol Timnas Indonesia pada menit 61 yang dicetak oleh Muhammad Ferrari karena indikasi offside.
Soal gol Timnas Indonesia yang dianulir karena offside dan kartu merah yang diterima Rizky Ridho, mantan wasit FIFA asal Indonesia yang merupakan anggota Komite Wasit PSSI, Jimmy Napitupulu menilai keputusan yang dilakukan oleh wasit (Shen Yinhao) sudah tepat.
Jimmy berbicara sebagai kapasitasnya sebagai wasit yang merujuk pada Law of the Game dan juga tertera dalam International Football Association Board (IFAB) pada peraturan nomor 11 tentang offside.
Baca juga: VAR Gagalkan Gol Indonesia dan Rizky Ridho Dikartu Merah, Akun Wasit Shen Yinhao Dicari Netizen
Gol Ferrari berawal dari umpan crossing Pratama Arhan dari sisi kiri ke kotak penalti. Sebelum pemain Persija itu mendapatkan bola, ada kontak terlebih dahulu dari pemain Timnas Indonesia yakni Ramadhan Sananta.
Bola kemudian didapat Sananta, ia mengoper pendek ke arah Ferrari dan melepaskan tembakan ke gawang.
Pada saat Arhan melepaskan umpan, posisi Ramadhan Sananta dalam posisi offside.
Satu kaki Sananta melebihi batas atau garis terakhir dari pemain Uzbekistan.
"Kalau masalah offside yang dianulir itu memang betul bahwa pemain kita pada saat bola dimainkan dia sudah berada di posisi offside," ucap Jimmy Napitupulu dalam tayangan Live tvOne.
Setelah gol, pemain Timnas Indonesia selebrasi merayakan gol Ferrari, namun Shen Yinhao meninjau kembali proses gol tersebut melalui VAR, dan setelah pengecekan ia membatalkan gol Ferrari dengan alasan offside.
"Hanya satu defenisi offside yang bisa di onfield review, hanya offside interfering with opponent," ungkap Jimmy.
"Offside itu ada 3, yang pertama interfering with play dengan gaining advantage itu tidak perlu onfield review itu hanya VAR review saja.
"Tetapi kalau interfering with opponent ini harus onfield review. Kalau pemain kita tadi itu offsidenya defenisi interfering with opponent."
"Interfering with opponent ada 3 macam yang memengaruhi, challange the ball, preventing (mencegah lawan memainkan bola), mengganggu pandangan pemain lawan atau kiper."
"Yang dilakukan Sananta tadi adalah offside interfering with opponent sehingga wasit VAR merekomendasikan wasit lapangan untuk onfield review sehingga ketika onfield review, wasit lapangan akan meminta sudut pandang yang bisa memutuskan bahwa pemain kita pada saat bola dimainkan sudah berada dalam posisi offside."
"Aapanya yang harus dilihat? point kontaknya di mana. Bukan soal poin kontak saja, posisi mana yang dari bagian badannya yang offside, ternyata di kaki, dan itu keputusan yang betul," jelasnya.
Rizky Ridho Kartu Merah
Terlepas dari gol Ferrari yang dianulir wasit karena offside, kartu merah yang diterima Rizky Ridho juga dinilai sebagai sebuah keputusan yang tepat.
Rizky Ridho melakukan pelanggaran terhadap pemain Uzbekistan, Jasurbek Jaloliddinov. Ridho hendak menghalau bola dari Jaloliddinov, tetapi kakinya masih bertahan sehingga mengenai area sensitif pemain Uzbekistan tersebut.
Menurut Jimmy, Rizky Ridho bisa menghindar dengan menekuk kakinya setelah menghalau bola.
Namun itu tidak terjadi, sehingga terjadi kontak yang apesnya mengenai bagian sensitif pemain sehingga harus ditinjau melalui VAR dan Ridho pun mendapatkan kartu merah dari Shen Yinhao.
"Keputusan wasit betul. Kenapa betul? karena kita perlu melihat point kontaknya pada saat kaki dari Ridho straight atau lurus dan kontak dilakukan dengan stud. Stud itu pul sepatu ketika lawan berada di depannya," beber Jimmy.
"Ridho itu bisa saja menekuk kakinya setelah menendang atau memainkan bola untuk avoid (menghindar) tetapi ridho malah melanjutkan tindakannya dan sayangnya poin kontaknya ke arah yang sangat sangat sensitif."
"Yang namanya kartu merah itu harus onfield review karena posibble red card. Itu salah satu dari empat faktor yang harus dicek onfield review."
"Setelah wasit ruang VAR menunjukkan buktinya melalui pengulangan replay terhadap pelanggaran yang dilakukan Ridho, akhirnya wasit lapangan memutuskan untuk red card," tambahnya.
(Tribunnews.com/Sina)