TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Timnas U23 Indonesia harus mengalahkan Guinea di babak play off jika hendak lolos ke Olimpiade Paris 2024 pada 9 Mei 2024 mendatang.
Hal itu terjadi karena Indonesia kalah melawan Irak di perebutan juara ketiga Piala Asia U23 tadi malam.
Timnas Guinea U-23 merupakan tim peringkat keempat di Piala Afrika U-23 2023.
Mengenal Sekilas tentang Guinea
Guinea merupakan salah satu negara di Afrika Barat.
Negara seluas Pulau Sulawesi ini terdiri dari berbagai 24 suku-etnis dan sekitar 80 persen penduduknya beragama Islam.
Ibu kota dan pusat pemerintahan adalah Conakry dengan jumlah penduduk 13,5 juta jiwa.
Negara ini dulunya dijajah Perancis dan negaranya berbentuk seperti bulan sabit yang berbatasan dengan Samudra Atlantik.
Guinea bertetangga dengan negara Afrika lainnya seperti Sierra Leone, Liberia, dan Pantai Gading yang dikenal sebagai kandang para pesepakbola handal yang banyak bermain di Liga Eropa.
Dulu hingga sekarang kerap terjadi kekerasan di negara ini dan situasi politik kerap memanas.
Terjadi kudeta militer pada 2008 dan terakhir kali pada 2022 lalu juga terjadi kudeta militer terjadi di Guinea.
Kudeta militer 2022 lalu terjadi karena penguasa ingin memperpanjang jabatannya jadi tiga periode.
Di sektor ekonomi Guinea dikenal sebagai salah satu produsen bauksit terbesar dunia.
Meski demikian perekonomian Guinea sangat bergantung pada pertanian dan kegiatan pedesaan lainnya.
Guinea juga memiliki potensi pembangkit listrik tenaga air karena tiga sungai utama di Afrika Barat bermuara di Guinea yaitu Gambia, Nigeria, dan Senegal.
Kekuatan Sepak Bola Guinea
Kekuatan sepak bola Guinea tak bisa dianggap remeh begitu saja.
Pasalnya Guinea memiliki banyak pemain yang saat ini bermain di luar negeri, tepatnya di benua biru Eropa dan memperkuat sejumlah klub elit di Eropa.
Tim yang kini diasuh oleh mantan pemain PSG, Kaba Diawara, sejak awal April itu- memiliki 13 pemain yang merumput di Eropa.
Diantaranya, Algassime Bah (Olympiacos), Selu Diallo (Deportivo Alaves), Mohamad Soumah (KAA Gent), Madiou Keita (Auxerre B), Lassana Diakhaby (Valenciennes) hingga Aguibou Camara (Atromitos Athen).
Bahkan, Algassime Bah tampil cukup apik bersama Olympiacos B pada musim ini.
Penyerang berusia 21 tahun itu mampu mencetak 11 gol dan dua assist untuk klub asal Yunani di musim ini.
Sepakbola Guinea bisa dibilang sedang naik daun.
Mereka berada dalam prestasi sedang menanjak seperti halnya Indonesia.
Di Piala Afrika U23, mereka tergabung di Grup A bersama Maroko, Ghana dan Kongo.
Di luar dugaan Guienea U-23 lolos ke semifinal sebagai runner-up.
Guinea U-23 memberikan perlawanan sengit saat bertemu Mesir U-23. Sayang mereka kalah tipis 1-0 dan gagal ke final.
Di perebutan peringkat ketiga, Guinea U-23 yang bermain imbang 0-0 melawan Mali di waktu normal, akhirnya menyerah 4-3 di adu penalti.
Dalam ranking FIFA, Timnas Senior Guinea menempati peringkat 76 dunia dengan total 1324.65 Poin, per April kemarin.
Adapun Irak yang mengalahkan Indonesia tadi malam berada di Ranking ke-58 FIFA, dengan 1420.47 Poin.
Guinea memiliki ambisi yang tak jauh beda dengan Indonesia soal penampilan di Olimpiade.
Terakhir kali Guinea ambil bagian dalam Turnamen Sepak Bola Olimpiade adalah pada tahun 1968, sedangkan Indonesia terakhir kali pada 1956.
Guinea sebelumnya dilatih oleh Morlaye Cisse. Namun sejak April posisi itu diisi oleh Kaba Diawara, mantan pemain PSG dan Arsenal.
"Alasan federasi memanggil saya dan staf saya adalah karena kami bisa memberikan ketelitian pada tim ini. Kami akan segera mulai bekerja karena tenggat waktunya singkat. Kami hanya punya satu pertandingan, jadi itu sukses atau gagal," kata Diawara, dikutip dari laman FIFA.
"Berkompetisi di Olimpiade adalah impian yang ingin saya wujudkan."
"Saya mungkin pernah bermain di Liga Champions UEFA dan AFCON dan mencetak beberapa gol indah, namun Olimpiade sangat kuat dalam hal emosi," kata dia.