TRIBUNNEWS.COM - Perburuan gelar juara Liga Inggris musim ini antara Arsenal dan Manchester City telah membawa mereka ke dalam situasi yang menari hingga akhir musim kompetisi.
Arsenal membutuhkan bantuan dari rival abadi mereka, yakni Tottenham untuk dapat menjegal Manchester City yang mana keduanya akan berlaga malam ini di Tottenham Hotspur Stadium pada Rabu (15/5/2024) pukul 02.00 WIB.
Situasi ini mengingatkan momentum yang terjadi pada Liga Inggris tahun 1995. Manchester United membutuhkan bantuan Liverpool yang tak lain adalah rival abadi untuk mengalahkan Blackburn Rovers pada laga pamungkas Premier League.
Liverpool ketika itu berhasil mengalahkan Blackburn dengan skor 2-1. Namun sayang, Manchester United justru terpeleset saat menghadapi West Ham dalam laga tandang.
Hasil itu membuat Blackburn keluar sebagai jawara selisih satu poin dengan Man United di akhir klasemen Liga Inggris.
Bagi pendukung Tottenham, mereka tentu tidak ingin melihat rival mereka keluar sebagai pemenang dan melihat arak-arakan trofi juara di sekitar London Utara.
Berbagai pendapat mengemukakan, pendukung Tottenham berharap timnya kalah dari Man City malam nanti agar harapan Arsenal sirna.
Namun, sepak bola tidak memiliki kepentingan bagi penggemar dalam perburuan gelar juara. Sepak bola tidak dimainkan oleh mereka bahkan juga pelatih, tapi ditentukan sendiri oleh para pemain yang berada di lapangan.
Baca juga: Tak Pedulikan Arsenal Juara, Tottenham Alergi Gelar Karpet Merah untuk Manchester City
Banyak hal yang dipertaruhkan bagi seorang pemain profesional di atas lapangan daripada untuk menyombongkan diri, menurut pendapat ESPN.
Bagi Premier League, itu sangat penting. Kesuksesan Man City berada di bawah kecurigaan atas dakwaan 115 terkait aturan keuangan liga.
Hal itu menimbulkan kerusakan integritas kompetisi yang disebabkan oleh tim yang dianggap ingin memuaskan para penggemar mereka dan tidak ingin rival mereka memenangkan gelar.
Anggapan itu bisa menimbulkan dampak buruk terhadap reputasi liga. Man City yang didakwa pada Februari 2023 lalu bakal menjadi persidangan yang direncanakan akhir tahun ini.
Sejatinya, kemenangan itu sangat penting bagi pemain, pelatih, dan tim ofisial yang berada di lapangan.
Apalagi kondisi Tottenham saat ini berada di antara ketidakpastian dan harapan.
Terlepas dari tendensi memberi harapan untuk Arsenal juara, Tottenham butuh 3 poin untuk memastikan tempat mereka di klasemen Liga Inggris.
Pilihan antara Liga Champions, Liga Eropa, atau tidak sama sekali berkompetisi di Benua Biru untuk musim depan.
Hal itu dikarenakan ada Newcastle dan Chelsea yang siap menikung dalam persaingan terakhir musim ini.
"Saya memahami persaingan," ungkap pelatih Tottenham, Ange Postecoglou dikutip dari BBC.
"Saya adalah bagian dari salah satu persaingan terbesar di dunia dalam beberapa tahun terakhir bersama Celtic dan Ranger," ceritanya.
"Tetapi saya tidak prnah, dan tidak akan pernah memahami jika seseorang menginginkan timnya sendiri kalah."
"Itu bukan tentang olahraga. Bukan itu yang sa sukai dari permainan."
"Kesuksesan sejati tampak seperti piala. Apa pun di antara keduanya, hak untuk menyombongkan diri, apap pun itu sama sekali tidak ada artinya bagi saya," tegasnya.
Di sisi lain, rekor Man City dalam 4 pertandingan tandang terakhir ke Tottenham Hotspur selalu berakhir tidak menyenangkan.
Bahkan anak asuh Pep Guardiola tak mampu mencetak satu pun gol.
Bagi Pep, jika anak asunnya tidak bisa memenangkan pertandingan malam ini maka peluang Man City juara mengecil, bahkan menghilang.
"Sudah jelas. Kami hanya punya satu pilihan: memenangkan pertandingan. Kami melakukan perjalanan untuk itu," jelasnya.
Pep Guardiola pernah mengalami kejadian seperti musim ini saat bersaing dengan Liverpool pada kompetisi musim 2018/2019 dan 2021/2022 dengan selisih satu poin.
"Saya merasakan dari apa yang terjadi di masa lalu dengan cara kami bermain melawan Liverpool, saya berkata 'Kami menang, menang, menang, atau semuanya akan berakhir'."
Statistik Opte memprediksikan, rasio kemenangan Man City sebesar 54,4 persen dan sisanya milik Liverpool berdasarkan performa kedua tim belakangan ini dan tentu rekor tandang serta kandang yang dijalani Tottenham dan Man City.
Arsenal hanya bisa berdoa dan berharap Tottenham bisa mengalahkan Man City, setidaknya menahan imbang anak asuh Pep Guardiola.
(Tribunnews.com/Sina)