TRIBUNNEWS.COM - Gelaran Euro 2024 menghadirkan serba-serbi baik dari dalam maupun luar lapangan pertandingan. Kali ini datang dari suporter yang terancam kena hukuman denda jika memakai jersey palsu ketika menyaksikan laga di stadion.
Euro 2024 tak memberi tempat untuk suporter yang datang dengan jersey bajakan atau palsu.
Hukum di Jerman, selaku tuan rumah event major empat tahunan ini, akan memberlakukan denda mahal.
Euro 2024 akan berlangsung di Jerman pada 14 Juni sampai 14 Juli 2024.
Sebanyak 24 negara sudah mengunci tiket ke putaran final, Georgia menjadi satu-satunya debutan.
Jersey timnas peserta jelas menjadi properti wajib untuk para pendukungnya. Tapi, dengan harga jersey original yang cukup mahal, ada fans yang memilih untuk membeli baju tiruan.
Jersey tim nasional menjadi lambang kebanggaan bagi para pendukung. Ini adalah cara bagi mereka untuk menunjukkan dukungan mereka kepada tim kesayangan mereka.
Namun, realitas ekonomi membuat harga jersey asli menjadi tidak terjangkau bagi sebagian besar penggemar.
Sebagai alternatif, banyak yang memilih untuk membeli jersey tiruan dengan harga yang lebih terjangkau.
Salah satu contohnya adalah jersey replika timnas Inggris. Untuk koleksi teranyar, baju The Three Lions yang diproduski Nike dibanderol seharga 85 poundsterling (Rp1,7 juta).
Media Inggris, DailyStar, sudah mewanti-wanti suporter Inggris agar tidak menggunakan jersey palsu.
Hukum di Jerman, anti-counterfeit laws, yang bisa membuat mereka mendapat masalah. Anti-counterfeit laws merupakan penegakkan atas hak kekayaan intelektual.
Baca juga: Rincian Bayaran Wasit di Euro 2024 - Sekali Bertugas Terima Upah Puluhan hingga Ratusan Juta Rupiah
Denda menggunakan barang bajakan di Jerman bisa mencapai 4.000 poundsterling atau setara Rp82 juta, dalam kurs per hari ini, Jumat (31/5/2024).
Ini merupakan jumlah yang cukup besar dan dapat berdampak serius pada keuangan seseorang.
Pemeriksaan acak akan dilakukan oleh pihak berwenang, terutama di tempat-tempat umum seperti stasiun transportasi, untuk menegakkan aturan ini dengan ketat.
Penegakan hukum anti-pembajakan ini bertujuan untuk melindungi hak kekayaan intelektual dan mencegah peredaran barang palsu.
Ini tidak hanya berlaku untuk jersey, tetapi juga untuk berbagai produk lainnya seperti barang-barang elektronik, tas, sepatu, dan barang-barang mewah lainnya.
Dengan mengurangi permintaan terhadap barang palsu, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mendukung inovasi dalam industri.
Tidak hanya bagi penggemar, larangan terhadap barang palsu juga memiliki dampak besar bagi industri sepakbola secara keseluruhan.
Penjualan jersey resmi merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar bagi klub-klub sepakbola.
Pada 2023, Barcelona menjadi tim dengan penjualan baju terbanyak dengan pendapatan 179 juta euro. Real Madrid ada di posisi kedua dengan catatan penjualan 155 juta euro.
Euro 2024 adalah momentum yang tepat untuk memperkuat komitmen kita dalam melindungi integritas dan nilai-nilai dalam dunia sepakbola, baik di dalam maupun di luar lapangan.
(Tribunnews.com/Giri)