TRIBUNNEWS.COM - Babak anyar mewarnai kasus taruhan yang diduga melibatkan pemain West Ham bernama Lucas Paqueta.
Pemain West Ham berposisi gelandang serang asal Brasil itu dituduh melakukan hal kurang sportif di atas lapangan.
Apesnya, hal kurang sportif yang dilakukan Paqueta dianggap memengaruhi bursa taruhan alias mengarah ke perjudian.
Tepatnya Lucas Paqueta sengaja melakukan pelanggaran untuk mendapatkan kartu kuning dari wasit dalam beberapa laga.
Di mana kartu kuning yang didapat Lucas Paqueta pada laga tertentu itu bakal memengaruhi pemenang bursa taruhan.
Akibatnya, Lucas Paqueta kini masih menghadapi dakwaaan serius dari pihak FA yang menuntut perilaku negatifnya tersebut.
Teranyar, pihak FA mengancam akan memberikan larangan bermain selama seumur hidup kepada Lucas Paqueta.
Ancaman itu dilayangkan pihak FA jika Lucas Paqueta terbukti melakukan hal tidak terpuji sebagaimana yang dituduhkan.
Baca juga: Lucas Paqueta Terseret dalam Kasus Perjudian, Transfer ke Man City Terancam Gagal
Dilansir The Sun, bintang West Ham itu tengah menghadapi larangan bermain seumur hidup jika terbukti bersalah atas dugaan pelanggaran taruhan yang didakwakan FA.
Penyelidikan FA kepada Lucas Paqueta diketahui karena ada pemicu bahwa ia terlibat dalam sebuah taruhan alias perjudian.
Dakwaan yang dijatuhkan pihak FA kepada Lucas Paqueta sejatinya sudah terendus pada musim lalu.
Hanya saja kini situasinya kian rumit terutama jika mengacu pada penyelidikan intensif yang dilakukan pada akhir musim ini.
Tak kurang dari 60 orang dilaporkan telah memasang sebuah taruhan di pulau yang menjadi tempat tinggal Paqueta tepatnya sekitaran pantai Rio De Janiero.
Dengan taruhan berkisar antara £7 hingga £400 untuk menghasilkan kemenangan gabungan sebesar £100,000.
Tuduhan yang kali ini ditujukkan ke Lucas Paqueta sangat berbeda dengan yang menimpa Sandro Tonali ataupun Ivan Toney.
Tonali dijatuhi hukuman larangan bermain sepak bola selama 10 bulan karena taruhan yang ia lakukan.
Begitupula dengan Ivan Toney yang sudah melewati hukuman skorsing bermain selama 8 bulan karena hal yang sama.
Sementara, tuduhan yang mengarah kepada Paqueta lebih ke arah pelanggaran yang sengaja ia lakukan, di mana hal itu memengaruhi pasar taruhan.
Adapun laga yang diduga menjadi tempat Paqueta untuk melancarkan aksinya tersebut ada empat laga yang berbeda.
Mulai dari laga melawan Leicester City (12 November 2022), Aston Villa (12 Maret 2023), Leeds United (21 Mei 2023) dan Bournemouth (12 Agustus 2023).
Berbicara soal tingkat keseriusan dakwaan FA yang mengarah kepada Paqueta, ancaman skorsing bermain sepak bola selama seumur hidup tentu tidak boleh dikesampingkan.
Hal ini karena dakwaan FA sifatnya memang bukan main-main apalagi soal taruhan di dunia sepak bola.
Ivan Toney dan Sandro Tonali menjadi dua nama beken yang harus mendapatkan hukuman berat gegara taruhan.
"Kasus Lucas Paqueta akan disidangkan komisi independen dan dia bisa diberi larangan bermain jika terbukti bersalah," bunyi pernyataan FA.
Seandainya Lucas Paqueta terbukti melakukan tindakan negatif seperti yang dituduhkan pihak FA kepada dirinya.
Maka bisa dipastikan ancaman skorsing bermain sepak bola seumur hidup akan menghancurkan karier sang pemain.
Apalagi nama Lucas Paqueta tengah naik daun terutama setelah pindah dari Lyon ke West Ham, lalu membawa tim anyarnya menjuarai UEFA Conference League musim lalu.
Performa mengkilap Lucas Paqueta bersama Timnas Brasil pun membuat dirinya menjadi buruan tim top Eropa, termasuk Manchester City.
Bahkan, Manchester City hampir saja menyelesaikan kesepakatan transfer mendatangkan Lucas Paqueta musim panas lalu.
Hanya saja memang, ada beberapa hal yang akhirnya membuat kesepakatan transfer tersebut tertunda dan batal.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)