News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Copa America 2024

Belajar dari Lionel Messi, Jalan Panjang La Pulga Angkat Derajat Timnas Argentina

Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lionel Messi tersenyum saat pertandingan Grup A Copa America 2024 antara Argentina vs Kanada di Amerika Serikat, Jumat (21/6/2024). Timnas Argentina menang dengan skor 2-0

TRIBUNNEWS.COM - Keberhasilan Argentina meraih gelar Copa America 2024 kian menyempurnakan karier Lionel Messi.

Kini, Messi berhak menyandang status pesepakbola tersukses sepanjang masa setelah Argentina juara Copa America 2024.

Dikatakan tersukses karena pemain berjuluk La Pulga itu menjadi pemain dengan koleksi gelar juara terbanyak.

Setelah membawa Argentina memenangkan gelar Copa America 2024, Messi kini sudah mengumpulkan total 45 trofi.

Koleksi 45 trofi yang telah dimenangkan Messi diraihnya baik di level klub maupun internasional bersama timnas.

Rinciannya, 39 dari total 45 gelar juara diraih Messi bersama tiga klub berbeda mulai Barcelona, PSG, dan Inter Miami.

Sementara, enam gelar sisanya didapat Messi saat memakai jersey kebanggaan Argentina termasuk dua trofi Copa America.

Baca juga: Sah Juara Copa America 2024, Prime Argentina Ulangi Kejayaan Spanyol di Dunia Sepak Bola

Penyerang Argentina #10 Lionel Messi mengangkat trofi saat ia merayakan kemenangan pertandingan sepak bola final turnamen Conmebol 2024 Copa America antara Argentina dan Kolombia di Stadion Hard Rock, di Miami, Florida pada 14 Juli 2024. (JUAN MABROMATA / AFP)

Selain Copa America, gelar lain yang dimenangkan Messi bersama Argentina dimulai dari ajang Piala Dunia U20 2005 silam.

Lalu dilanjutkan emas Olimpiade 2007, Copa America 2021, Finalissima 2022, Piala Dunia 2022, dan Copa America 2024.

Keberhasilan Messi meraih berbagai gelar bersama klub dan timnas seakan menyempurnakan karier La Pulga.

Hal ini mengingat Messi juga telah memenangkan hampir semua gelar dan penghargaan individu di dunia sepak bola.

Termasuk tujuh penghargaan Ballon d'Or yang membuat namanya kian mahsyur sebagai pemain terbaik sepanjang masa.

Di balik kesuksesan besar yang telah diraih Messi sebagai pesepakbola, nyatanya La Pulga tetap hanyalah manusia.

Pelatih Argentina, Alejandro Sabella, mengusap kepala anak didiknya, Lionel Messi, saat berakhirnya babak tambahan semifinal Piala Dunia melawan Belanda, di Arena Corinthians, Sao Paulo, Rabu (9/7/2014). (AFP PHOTO)

Messi tercatat juga pernah mengalami kegagalan demi kegagalan yang menyakitkan sebelum mencapai puncak kariernya.

Bersama Argentina, Messi bahkan mengalami penderitaan yang seakan tiada habisnya pada periode pertengahan.

Sejak menjalani debut bersama Argentina senior pada 17 Agustus 2005, Messi tak langsung meraih kesuksesan.

Sebaliknya, berbagai kegagalan justru dirasakan Messi baik ketika membela Argentina di Copa America hingga Piala Dunia.

Puncaknya kegagalan beruntun pernah dirasakan Messi yang akhirnya membuat dirinya sempat memutuskan pensiun.

Adapun rentetan kegagalan Messi saat memperkuat Argentina yakni kalah beruntun di tiga final turnamen mayor.

Mulai dari kekalahan menyakitkan pada final Piala Dunia 2014, Copa America 2015 dan Copa America 2016.

Penyerang nomor Argentina Lionel Messi terjatuh saat pertandingan sepak bola babak 16 besar Piala Dunia Qatar 2022 antara Argentina dan Australia di Stadion Ahmad Bin Ali di Al-Rayyan, sebelah barat Doha. (3 Desember 2022). (Kirill KUDRYAVTSEV / AFP) (AFP/KIRILL KUDRYAVTSEV)

Sebelum kalah dalam tiga tahun beruntun pada dua ajang berbeda, Messi juga sudah pernah kalah di final Copa America 2007.

Tak pelak, Messi pernah memutuskan pensiun dini dari Argentina karena frustrasi dengan berbagai kegagalan yang ia rasakan.

Momen pensiunnya Messi itu bahkan tercatat dalam sejarah tepatnya pada tanggal 28 Juni 2016 silam.

Tepat pada usia 29 tahun, Messi memutuskan tidak akan membela Tim Tango lagi setelah kekalahan final Copa America 2016.

"Bagi saya, tim nasional sudah berakhir," kata Messi dilansir BR Football.

"Saya sudah melakukan semua yang aku bisa, sakit rasanya tidak menjadi juara," ujar setelah final melawan Chile.

Hanya saja setelah beberapa waktu, Messi memutuskan kembali untuk memperkuat Argentina jelang Piala Dunia 2018.

Setelah melewati berbagai ujian tak mudah, Messi akhirnya perlahan mulai menemukan kisah apiknya di Argentina.

Kehadiran Lionel Scaloni sebagai pelatih Argentina dan keberadaan pemain semacam Angel Di Maria dan Emiliano Martinez.

Seakan menjadi kunci penting Messi mengangkat derajat sekaligus membawa Argentina berjaya seperti sekarang ini.

Gelar Copa America 2021 yang dimenangkan pada masa pandemi Covid-19 seakan menjadi pembuka dari kesuksesan Messi.

Trofi dari turnamen itu seakan menginspirasi perjuangan Messi untuk meraih kesuksesan besar lain di tahun berikutnya.

Benar saja, Messi secara beruntun mampu membawa Argentina memenangkan Piala Dunia 2022, Finalissima 2022 hingga Copa America 2024.

Berbagai kesuksesan tersebut kini membuat karier Messi terasa sempurna karena ia sudah memenangkan segalanya.

Bayang-bayang hanya bisa sukses di klub saja seakan berhasil dimentahkan Messi setelah membawa negaranya berjaya juga.

Kini, Messi tampaknya sudah bisa pensiun dengan lebih tenang, karena dirinya sudah meraih segalanya di dunia sepak bola.

Dari sosok Messi, kita belajar perjuangan La Pulga mengangkat derajat Argentina bukan tiba-tiba datang begitu saja.

(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini