TRIBUNNEWS.COM - Flashback ke Piala Asia U23 2024 yang mempertemukan Timnas Indonesia melawan Korea di babak perempat final ternyata memiliki drama seru antara kedua pelatih asal Korea Selatan.
Ya, Shin Tae-yong merupakan pelatih Timnas Indonesia, sementara Korea dipimpin oleh Hwang Sun-hong.
Keduanya memiliki kedekatan yang cukup baik, Shin Tae-yong bahkan sudah menganggap Hwang Sun-hong sebagai kakak laki-lakinya.
Shin Tae-yong baru-baru ini mengungkapkan drama yang terjadi saat itu, mulai dari sebelum pertandingan, skenario pertemuan, hingga pasca-pertandingan yang membuat rekor Korea runtuh.
Suasana khawatir, cemas, senang, campur aduk menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam drama tersebut.
Cerita tersebut tertuang dalam acara entertaiment Godfather God media Korea yang dipandu oleh Lee Kyung-gyu pada Rabu (17/7/2024).
Shin Tae-yong selalu berusaha menyempatkan hadir menonton pertandingan Korea di Piala Asia U23.
Hal itu karena jadi Timnas Indonesia bermain lebih dulu dibandingkan Korea.
Baca juga: Kondisi Shin Tae-yong Pasca-Operasi Pleuritis: Wajah Lebih Tirus, Akui Berat Badan Turun 5kg
Contohnya pada laga perdana penyisihan grup, Timnas Indonesia main tanggal 15 April melawan Qatar lalu Korea Selatan menghadapi UEA pada hari berikutnya.
"Saya pergi menonton pertandingan mereka," ucap Shin Tae-yong dalam acara tersebut.
"Saya pergi mendukung pelatih Hwang Sun-hong. Saya mendukung tim Korea, mereka menang, dan saya mengucapkan selamat," sambungnya.
"Selalu ada waktu luang untuk menonton pertandingan Korea setelah pertandingan kita. Jadi saya selalu pergi menonton pertandingan Korea," tambahnya.
Tidak kepikiran bagi Shin Tae-yong bakal menghadapi Korea saat awal-awal penyisihan grup.
Tapi, nasib berkata lain ketika memasuki laga-laga pamungkas grup.
Timnas Indonesia menang beruntung atas Australia, lalu sukses mengalahkan Yordania dengan skor mencolok 4-1.
"Pada pertandingan kedua, saya berkata, pelatih, kerja bagus! Korea menang dua kali," beber Shin Tae-yong soal komunikasinya dengan Hwang.
"Kami beruntung menang melawan Australia, tapi pertandingan terakhirnya adalah Korea melawan Jepang."
"Ini terasa aneh," pikirnya.
"Mungkin kita akan bertemu, saya hanya merasa begitu."
"Kami benar-benar mengalahkan Yordania dalam pertandingan kami, jadi kami berhasil lolos (ke perempat final).
"Di grup kami, Qatar berada di posisi pertama, dan Indonesia di posisi kedua. Di grup sebelah, Grup B, ada Korea dan Jepang."
Benar saja, insting Shin Tae-yong menjadi kenyataan.
Pada laga pamungkas, Hwang Sun-hong menurunkan pemain Korea dengan formasi yang berbeda melawan Jepang. Korea akhirnya menang dengan skor 1-0.
"Jadi kami pergi menonton pertandingan," dengan rasa khawatir. Shin Tae-yong bercerita sambil memegang keningnya yang mengkerut.
"Saya berharap Jepang menjadi lawan kami, saya berharap Jepang," bebernya.
"Oh, Korea mengubah semua pemain mereka. Mereka menggunakan formasi tiga bek, pelatih Hong tidak pernah menggunakan formasi itu sebelumnya tapi mereka keluar dengan formasi tiga bek. Korea mengalahkan Jepang 1-0.
"Pertandingan Korea vs Indonesia ditetapkan," jelasnya sambil memegang kening.
"Pertemuan dramatis yang tidak diinginkan. Pertemuan dua pelatih (korea) di lapangan.
"Kami mengobrol selama sekitar 10 menit saat akan berpisah setelah menonton pertandingan bersama."
"Kenapa saya harus bertemu Anda," ucap Shin.
"Dan kami harus langsung memberi wawancara resmi setelah wawancara tim Korea. kami harus langsung memberikan wawancara setelah tim Korea. Kami bertemu lagi saat wawancara (Sin Tae-yong dengan Hwang Sun-hong).
"Menjadi musuh dalam semalam, pelatih Hwang Sun-hong dan Shin Tae-yong."
"Ya. Tolong bermain lembut. Sangat seru," ceritanya yang mengundang tawa host Lee Kyung-gyu.
"Hyung (sapaan Shin Tae-yong terhadap Hwang yang dianggap sebagai kakak laki-laki), tentu saja saya bermain lembut. Tapi saya tidak punya beban, bagaimana dengan Anda, hyung?, tawa host dengan terkekek-kekek.
"Jika Korea kalah akan jadi kekacauan. Bagaimana dengan Anda, hyung?," tanyanya sambil menggoda Hwang.
"Khawatir," jawab Hwang dari penuturan Shin Tae-yong.
"Saya sangat senang, tetapi kenapa hyung terlihat seperti itu," menggoda tetapi dalam hari saya juga khawatir menurut Shin.
Tibalah hari pertandingan, Shin Tae-yong bertemu dengan seniornya, Hwang Sun-hong dalam memimpin tim masing-masing.
"Dan para asisten pelatih Korea, semuanya adalah junior yang saya kenal. jadi kami memberi salam dan bermain dengan baik," beber Shin.
"Dan setelah itu, pelatih Hong diusir dan harus pergi ke atas," jelasnya terkait Hwang menerima kartu merah dari wasit.
"Kami gagal mencetak gol pada penendang kelima. kami gagal mencetak gol, jadi saya pikir kami kalah," soal penalti Justin Hubner.
"Saya berpikir untuk mengucapkan selamat kepada tim Korea. Tapi gerakan wasit dan asisten wasit aneh."
"Apa yang terjadi?" pikirnya.
"Saya melihat monitor, penjaga gawang Korea bergerak sebelum bola ditendang, mereka tidah boleh menyentuh garis atau bergerak terlebih dahulu. Penjaga gawang Korea bergerak lebih dulu dan menyentuh garis. Jadi wasit memutuskan untuk mengulang."
"Kami akhirnya menang setelah penjaga gawang kami menendang dan berputar (mengelilingi lapangan)," jelasnya.
Setelah menang, Shin Tae-yong tak bisa menahan emosinya yang campur aduk, ada rasa sedih dan senang secara bersamaan.
Sedih karena harus mengakhiri tren positif Korea untuk lolos ke Olimpiade selama 10 edisi berturut-turut. Di sisi lain sukses melanjutkan sejarah Timnas Indonesia.
"Setelah menang, saya merasa campur aduk. Tidak hanya senang dengan kemenangan. Merasa bersalah karena menghentikan Korea dari lolos ke Olimpiad 10 kali berturut-turut. Saya merasa sangat sedih dan menyesal," jelasnya.
"Jadi saya langsung pergi ke tim pelatih Korea dan menghibur para pemain Korea terlebih dahulu, setelah semua pemain Korea pergi lalu saya pergi ke pemain kami, mengucapkan selamat kepada mereka," tambahnya.
"Tapi pasti Anda berbicara dengan pelatih Hwang Sun-hong?" tanya host
"Malam itu saya mengirim pesan di KakaoTalk," beber Shin Tae-yong.
"Hyung, maafkan saya," ucap Shin kepada Hong.
Lalu dijawab, "Tidak apa-apa, Anda sudah melakukannya dengan baik. Nanti kita ketemu di Korea."
Dan setelah itu keduanya tidak berbicara untuk waktu yang lama. Shin Tae-yong merasa bersalah dengan kejadian itu.
"Saya merasa sangat bersalah," ungkapnya.
Setelah itu, pelatih Hwang Sun-hong ditunjuk sebagai pelatih Daejeon dan meninggalkan timnas Korea U23.
Hwang Sun-hong sukses memberikan kemenangan pada laga debutnya bersama Daejeon. Di saat itulah, Shin Tae-yong kembali untuk menjalin komunikasi dengan memberikan selamat kepada Hong.
"Saya mengucapkan selamat atas pengangkatan pelatih Hong sebagai pelatih Daejeon. Daejeon menang 2-1 atas Gwangju, saya menonton pertandingan dari rumah sakit.
Kami berbicara lagi kemarin, sebelum saya pergi.
Pada tanggal 6 Juli, taman sepak bola Shin Tae-yong akan dibyuka di Yeongdeok dan ia meminta pelatih Hong agar dapat mengirimkan bola dan sepatu bertanda tangan.
"Hyung, kirim bola dan sepatu bertanda tangan."
"Kami baik-baik saja," tawanya untuk mengakhiri drama tersebut.
(Tribunnews.com/Sina)