Dukung Naturalisasi, Raja Sapta Oktohari Mau 'Jitak' Kepala Hifni Hasan yang Kritik Shin Tae-yong
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC), Raja Sapta Oktohari menegaskan bahwa dirinya sangat menyetujui program naturalisasi yang dilakukan PSSI.
Bahkan menurutnya, naturalisasi atlet juga harus dilakukan oleh cabor lainnya.
Program naturalisasi akan membuat atlet lainnya semakin termotivasi untuk berlomba-lomba menjadi yang terbaik sehingga berdampak pada peningkatan prestasi.
Baca juga: Shin Tae-yong: Jordi Amat-Sandy Walsh Cedera Saat Lawan Bahrain, Dua Pilar Garuda Absen Lawan Cina?
“Mengenai naturalisasi, saya cari, saya mau kalau ada naturalisasi. Kalau ada informasi tentang naturalisasi tolong kasih tahu saya untuk semua cabang olahraga, Kenapa? karena kita perlu, ini seperti stimulan untuk membangkitak gairah kita,” kata Raja Spata Oktohari di Kantor NOC Indonesia, Senayan, Jakarta, Senin (14/10/2024).
“Kadang-kadang kita perlu seperti ini, didorong supaya kita lebih maju lagi. Bukan kita tidak punya kemampuan, kita punya kemampuan tapi kita butuh stimulan ini,” sambungnya.
Lebih lanjut, pria yang kerap disapa Okto tersebut turut menyayangkan pernyataan yang sempat dikatakan anggota Exco NOC Indonesia, Hifni Hasan.
Dalam kesempatan malam anugerah, Hifni justru melontarkan kritikan kepada Shin Tae-yong terkait pemain naturalisasi.
Okto pun kala itu langsung menyangkal pernyataan anak buahnya sebagai pernyataan organisasi dalam hal ini NOC Indonesia dan sangat menyayangkan terkait statement tersebut.
“Saya itu, boleh dilihat dari portofolio saya. Saya tidak pernah menentang naturalisasi. Dulu Chris John sama Daud Yordan juga dilatih sama orang asing. Tidak apa-apa kok. Kadang-kadang kita butuh stimulan. Badan kita ini kuat karena sering olahraga, tetapi tetap butuh stimulant,” kata Okto.
“Jadi, sudahlah kita tidak usah main salah-salahan. Sekarang tinggal bagaimana caranya kita menghasilkan prestasi lebih baik lagi. Indonesia hari ini prestasinya belum luar biasa. Kita masih proses menuju luar biasa. Jadi daripada kita ribut-ribut nyari siapa yang salah, siapa yang benar, lebih baik lomba siapa yang bisa berbuat lebih banyak, siapa yang bisa menghasilkan lebih banyak, itu pasti yang terbaik untuk Indonesia,” terangnya.
Lebih lanjut, saat ditanya mengenai sanksi apa yang bakal ia berikan kepada Hifni Hasan, Okto pun berkelakar bakal menjitak kepalanya.
“Entar kita jitak aja kepalanya,” pungkas Okto.