TRIBUNNEWS.COM - Beda sikap ditunjukkan oleh pelatih China Branko Ivankovic dan pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong jelang pertemuan kedua tim.
China dijadwalkan akan menjamu Timnas Indonesia di Qingdao Youth Football Stadium pada Selasa (15/10/2024) pukul 19.00 WIB.
Jelang laga ini, kedua pelatih memiliki sikap yang berbeda. Pelatih China menunjukkan optimisme tinggi bahkan cenderung sesumbar bisa menang.
Branko Ivankovic saat ini sebenarnya dalam tekanan besar. Hal ini tak lepas dari kekalahan yang didapat timnya di tiga laga sebelumnya.
Hal itu membuat China belum meraih satu poin pun di mana mereka juga telah kebobolan 12 gol, yakni dari Arab Saudi 1-2, Jepang 7-0 dan Australua 3-1.
Namun Ivankovic berdalih tiga kekalahan yang didapat timnya itu karena lawannya memang tim tangguh dan sudah biasa menjadi langganan di Piala Dunia.
"Tiga lawan pertama kami semuanya adalah tim-tim top di Asia. Sebagai pelatih profesional, sulit untuk bermain melawan tim seperti itu," kata Ivankovic, dikutip dari NetEase Sports.
Baca juga: Maarten Paes Soroti Pertahanan Timnas Indonesia, Modal Penting Tampil di Markas China
Kini dihadapkan melawan Indonesia, pelatih berusia 70 tahun itu sesumbar timnya bisa menang, terlebih bermain di kandang sendiri.
Pelatih asal Kroasia itu tak khawatir dengan kekuatan Timnas Indonesia yang banyak bertopang pada pemain naturalisasi yang banyak bermain di Eropa.
"Mereka sudah mencetak 3 poin di tiga laga pertama dan sangat percaya diri. Bagi kami, kami punya keberanian dan semangat untuk bermain di rumah, dan kami tidak akan ragu untuk melakukannya," kata dia.
"Memang banyak pemain Indonesia yang dinaturalisasi dari Eropa. Kami juga telah melakukan analisa dan latihan yang relevan terhadap lawan kami," kata dia.
Laga melawan Indonesia menjadi penting bagi Ivankovic. Selain peluang untuk lolos ke fase berikutnya yang semakin tipis, ancaman pemecatannya bisa menjadi kenyataan jika ia kalah lagi.
Namun ia merasa dengan pengalamannya selama 40 tahun sebagai pelatih, ia yakin bisa mengatasi situasi yang menghimpitnya saat ini.
"Saya adalah pelatih profesional. Pengalaman melatih saya selama 40 tahun telah memberi saya kemampuan untuk menghadapi tekanan seperti ini."
"Jika saya memiliki kesempatan untuk menghadapi tekanan seperti ini, saya pasti akan menanggungnya," tukasnya.
Apa yang disampaikan Ivankovic menunjukkan optimisme yang tinggi. Hal ini berbeda dengan sikap Shin Tae-yong yang cenderung rendah hati.
Baca juga: Kursi Panas Pelatih China Jelang Lawan Timnas Indonesia, Branko Ivankovic Rawan Terdepak
Di tiga laga sebelumnya, Shin Tae-yong telah membuktikan kualitas yang dimiliki Timnas Indonesia dengan hasil tak terkalahkan.
Skuad Garuda menahan imbang tim sekelas Arab Saudi dan Australia dan hampir membuat Bahrain kalah.
Kini, dihadapkan China yang selalu kalah, Shin Tae-yong justru berkomentar dengan bijak.
Pelatih asal Korea Selatan itu tak sesumbar, menurutnya pertandingan akan berjalan seimbang dan kedua tim memiliki peluang 50:50 untuk menang.
Shin Tae-yong enggan menganggap remeh China. Shin menyebut hasil akhir akan sangat bergantung pada efektivitas setiap tim dalam memanfaatkan peluang.
"Meski China belum menang, saya tetap memperhatikan performa mereka. Kami tidak akan meremehkan lawan mana pun dan akan mempersiapkan diri dengan maksimal untuk memberikan performa terbaik," kata dia.
“Kami sudah beberapa kali menghadapi Tiongkok dan tim-tim kuat Asia lainnya. Tiongkok kerap menggunakan strategi bertahan total. Namun, soal pemain tertentu yang menonjol, saya tidak ingin mengungkapkannya".
"Kedua tim punya peluang yang sama, 50:50. Hasil pertandingan besok tergantung siapa yang lebih bisa memanfaatkan kesempatan di lapangan," katanya.
Kehati-hatian Shin Tae-yong mencerminkan perannya sebagai pelatih yang bijaksana, apalagi laga ini berlangsung di kandang lawan.
Tentu di balik komentarnya yang cenderung tak menggebu-gebu ini tetap rersemat rasa optimisme yang tinggi, terlebih dengan bekal yang dimiliki Indonesia di tiga laga sebelumnya.
Namun berbicara terlalu optimistis di depan publik dapat memicu tekanan berlebihan bagi para pemain.
Dari tiga laga awal Shin secara tidak langsung membuktikan bahwa hasil pertandingan lebih penting dari sekadar omongan sebelum bertanding.
(Tribunnews.com/Tio)