TRIBUNNEWS.COM - Sebuah alasan sederhana namun mengharukan mewarnai keputusan Pep Guardiola yang baru saja memperpanjang masa bakti di Manchester City.
Tepat pada Jumat (22/11/2024) dinihari WIB, Guardiola resmi memperpanjang kontrak berdurasi dua tahun dengan Manchester City.
Dengan perpanjangan kontrak tersebut, isu liar yang menyebutkan bahwa musim ini akan menjadi musim terakhir Guardiola bersama Manchester City terbantahkan.
Guardiola setidaknya akan terus mengabdi bersama Manchester City sebagai pelatih utama hingga tahun 2027.
Momen perpanjangan kontrak antar kedua belah pihak ini tentu layak dijadikan sorotan khususnya bagi Guardiola.
Guardiola yang biasanya tidak terlalu lama melatih sebuah klub sebagaimana saat ia menangani Barcelona dan Bayern Munchen hanya dalam waktu tiga tahun saja.
Hal itu ternyata tidak berlaku bagi Guardiola saat menjadi pelatih Manchester City, di mana ia setidaknya akan melatih selama 11 tahun jika terus mengabdi sampai kontrak barunya habis tahun 2027.
Baca juga: Faktor Empat Kekalahan Beruntun Man City, Hilangnya Rodri Jadi Penyebab Menurunnya Tim Pep Guardiola
Usut demi usut, ada sebuah alasan sederhana yang membuat Guardiola memutuskan bertahan ketimbang pergi pada akhir musim ini.
Guardiola mengaku tidak tega meninggalkan Manchester City dikala kondisi timnya tengah jatuh pada situasi saat ini.
Kondisi Manchester City yang tengah terpuruk lantaran kalah dalam empat laga beruntun di tiga kompetisi berbeda jadi alasannya.
Guardiola sepenuhnya tidak ingin pergi sebelum membawa Manchester City bangkit dan kembali ke puncak kejayaannya.
"Sejak awal musim saya sempat berpikir, jujur saja bahwa saya pikir musim ini seharusnya menjadi yang terakhir," ujar Guardiola dalam wawancara ekslusif di video resmi Manchester City.
"Namun, setelah melihat masalah yang kami hadapi dalam sebulan terakhir, saya merasa sekarang bukan saat yang tepat untuk pergi,"
"Saya tidak ingin mengecewakan klub, saya merasa tidak bisa pergi sekarang, sesederhana itu,"
"Sekali lagi jangan tanya alasannya, mungkin empat kekalahan terakhir menjadi alasan mengapa saya merasa tidak bisa pergi sekarang," tambahnya.
Sejak menjadi pelatih Manchester City pada tahun 2016, berbagai kesuksesan besar telah dipersembahkan Guardiola.
Dengan dukungan finansial yang mumpuni membuat Guardiola bebas menciptakan skuad terbaiknya di Manchester City.
Ditunjang kualitas elit kepelatihan dan gaya bermain menyerang yang menjadi filosofi Guardiola.
Manchester City berhasil disulap Guardiola menjadi tim yang kuat, bersaing di level atas dan disegani tim manapun.
Koleksi enam gelar juara Liga Inggris, termasuk empat diantaranya diraih Guardiola dalam empat musim terakhir.
Ditambah raihan satu gelar Liga Champions, 2x Piala FA, 4x Piala Carabao, 1x Piala Dunia Antar Klub, 1x Piala Super Eropa, dan 3x Community Shield menjadi bukti kesuksesan Guardiola menangani Manchester City.
Namun, performa Manchester City dalam sebulan terakhir memang jadi sorotan lantaran lupa caranya menang.
Dalam empat laga beruntun di tiga kompetisi berbeda, Manchester City dipaksa menelan pil pahit kekalahan.
Di Piala Carabao, Manchester City disingkirkan Tottenham Hotspur dalam perebutan tiket perempat final.
Di Liga Champions, Manchester City secara mengejutkan dibantai Sporting Lisbon dalam laga terakhirnya.
Di Liga Inggris, dua kekalahan beruntun diderita Manchester City saat dipecundangi Bournemouth dan Brighton.
Empat kekalahan beruntun itulah yang akhirnya membuat Guardiola berpikir ulang untuk meninggalkan Manchester City pada akhir musim ini.
Kini sebaliknya, Guardiola secara resmi malah memperpanjang kontrak selama dua tahun di Manchester City.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)