Rumput SUGBK Lagi-lagi Jadi Sorotan Saat Digunakan Timnas Indonesia, Apa Langkah Pengelola?
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) kembali menuai sorotan saat dipakai Timnas Indonesia beberapa waktu lalu.
Stadion berkapasitas 70 ribuan penonton itu digunakan Skuad Garuda - julukan Timnas Indonesia, untuk menjamu Jepang dan Arab Saudi, dalam lanjutan putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Baca juga: Periksa Rumput SUGBK Jelang Indonesia vs Jepang, Erick Thohir: Terbaik yang Pernah Saya Rasakan
Hasilnya, Timnas Indonesia takluk 0-4 dari Jepang, 15 November lalu dan berhasil meraih kemenangan 2-0 atas Arab Saudi, Selasa (19/11/2024).
Dalam dua pertandingan tersebut, rumput SUGBK memang tampak tidak dalam kondisi terbaiknya.
Bahkan, pemain Timnas Jepang, Takumi Minamino, sempat mengkritik kualitas rumput SUGBK sebelum pertandingan.
Kondisi rumput tersebut pun tentu lebih buruk kala Timnas Indonesia menghadapi Arab Saudi empat hari setelahnya.
Ditambah guyuran hujan, rumput SUGBK terlihat koyak di beberapa titik lapangan.
Merespons hal tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo, mengatakan jika pihaknya dengan pengelola sudah sempat bertemu untuk membahas langkah perbaikan kondisi SUGBK.
Dito mengatakan jika beberapa waktu lalu, dia sudah bersua dengan pengelola, dalam hal ini Menteri Sekretariat Negara (Mensetneg), Prasetyo Hadi.
Seperti diketahui, SUGBK dikelola oleh Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) yang berada di bawah naungan Kemensetneg.
"Untuk kawasan GBK, beberapa pekan lalu Pak Mensetneg datang ke Kemenpora untuk membahas bagaimana ke depan pengelolaan stadion lebih baik," ujar Dito, kepada awak media, di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (25/11/2024).
"Jadi saat ini, Kemenpora bersama Kemensetneg sedang formulasi apa yang mesti dilakukan. GBK diupayakan untuk ajang olahraga tapi tidak meninggalkan esensi entertainment-nya," paparnya.
Sementara itu, Dito belum bisa membeberkan waktu pasti untuk merampungkan perbaikan rumput SUGBK.
Namun, Menteri berusia 34 tahun itu memastikan jika kondisi rumput akan menjadi prioritas untuk diperbaiki.
"Ini tidak hanya persoalan rumput tapi tata kelola GBK secara keseluruhan. Biro hukum antar kementerian sedang bekerja," kata Dito.
"Rumput pasti prioritas. Kami sudah membicarakan fokus tentang nursery-nya," jelasnya.