TRIBUNNEWS.COM - Hasil buruk Manchester City di enam laga terakhir masih belum mendatangkan ancaman serius soal pemecatan Pep Guardiola.
Hasil imbang melawan Feyenoord di Liga Champions tengah pekan lalu membuat Manchester City kini melalui enam laga berturut-turut dengan tanpa kemenangan.
Sebelumnya, Man City menelan lima kali kalah secara beruntun di mana hal itu terjadi di satu laga Carabao Cup, tiga kali di Liga Inggris dan satu kali di Liga Champions.
Meski begitu, nasib Pep masih relatif aman. Tak kabar miring di mana ia dikaitkan dengan pemecatan.
Hal ini sangat berbeda dengan pelatih pada umumnya di mana ketika mendapat rentetan hasil buruk pasti langsung dikatkan dengan pemecatan.
Kendati demikian, Pep cukup menyadari bahwa dirinya harus kembali membuktikan kemampuannya setelah Manchester City menjalani enam laga tanpa kemenangan.
Ia menyebut alasan dirinya tidak mendapat banyak pertanyaan soal kemungkinan pemecatan adalah keberhasilannya memenangkan enam dari tujuh gelar Liga Premier terakhir.
Guardiola, yang telah memperpanjang kontraknya hingga 2027, mengatakan ia memiliki "margin toleransi" karena kesuksesan luar biasa yang telah ia bawa ke Etihad sejak 2016.
Baca juga: Jadwal Neraka Manchester City: Guardiola Pusing, Ujian The Citizens Keluar dari Status Medioker
Namun, ia juga menegaskan bahwa jika ia tidak bisa membalikkan keadaan, klub akan mendatangkan pelatih baru.
"Di klub ini, Anda harus menang, dan jika tidak menang, Anda akan bermasalah," ujar Guardiola dalam konferensi pers pada Jumat, dikutip dari ESPN.
"Saya tahu orang-orang berkata, 'Mengapa Pep tidak dalam masalah, mengapa Pep tidak dipecat?' Apa yang telah kami lakukan dalam delapan tahun terakhir adalah alasan mengapa saya memiliki margin ini," kata dia.
"Yang pasti, saya ingin tetap tinggal. Saya ingin melakukannya. Tapi saat saya merasa tidak memberikan hal positif untuk klub, orang lain akan datang. Itu harus terjadi."
"Saya harus menemukan solusi dan cara untuk melakukannya. Saya mencoba setiap hari. Saya harus membuktikan diri sekarang," lanjut Pep.
City akan memulai pertandingan di Anfield dengan selisih delapan poin di belakang Liverpool, yang berada di puncak klasemen.
Kekalahan dari Liverpool bisa memperlebar jarak menjadi 11 poin, dan Guardiola mengatakan terlalu 'tidak realistis' untuk memikirkan gelar ketika timnya sedang dalam performa buruk.
"Dalam situasi kami saat ini, tidak realistis memikirkan target besar," kata Guardiola.
"Situasinya adalah memikirkan pertandingan berikutnya dan mendapatkan momentum untuk melanjutkan, dan itu akan kembali."
"Bahkan dalam situasi yang baik, memikirkan memenangkan gelar di bulan November atau Desember juga tidak realistis."
"Liverpool adalah tim yang hanya kalah sekali, mereka dalam performa yang sangat bagus, dan mereka sangat kuat di semua lini, terutama di kotak penalti," ungkap Pep.
Baca juga: Liverpool vs Man City Liga Inggris, Pujian Arne Slot untuk Pep Guardiola
Manchester City sendiri memiliki rekor buruk di Anfield, hanya menang sekali dari 21 laga tandang terakhir mereka di Liga Premier.
Kemenangan itu terjadi pada Februari 2021, saat pandemi Covid-19, tanpa kehadiran penonton.
Terakhir kali City menang di Anfield dengan suporter yang hadir adalah pada tahun 2003.
"Jika kami tidak mendapatkan hasil pada hari Minggu, akan lebih sulit, tetapi masih ada banyak pertandingan yang harus dimainkan," jelas Pep Guardiola.
(Tribunnews.com/Tio)