TRIBUNNEWS.COM - Setelah lama tidak terdengar kabarnya, Thiago Silva baru-baru ini menunjukkan sebuah aksi heroik dengan menyelamatkan klub masa kecilnya dari jeratan zona degradasi di Liga Brasil.
Sejak memutuskan pergi dari Chelsea musim panas lalu, Thiago Silva diketahui memilih memperkuat klub masa kecilnya, Fluminense.
Kepindahan Thiago Silva dari Chelsea menuju Fluminense bersifat gratis, lantaran kontraknya bersama The Blues sudah habis.
Dikutip Transfermarkt, Thiago Silva tercatat merupakan pemain jebolan akademi Fluminense sebelum mengadu nasib ke Eropa.
Bahkan saat di Eropa saja, Thiago Silva juga sempat menjalani beberapa kali masa pinjaman untuk menambah jam terbangnya.
Dan menariknya klub yang selalu bersedia memberikan tempat berkembang Thiago Silva adalah Fluminense.
Sebagaimana saat Thiago Silva mengadu nasib ke Rusia untuk memperkuat Dinamo Moscow (2006), ia pernah dipinjamkan ke Fluminense.
Baca juga: Aplaus untuk Thiago Silva, Sendirian Redakan Amarah Fans Chelsea yang Frustrasi
Begitupula saat ia memulai kariernya yang bersinar bersama AC Milan, Thiago Silva juga sempat dipinjamkan ke klub tersebut.
Setelahnya, Thiago Silva merasakan puncak karier luar biasa dengan membela klub top mulai AC Milan, PSG hingga Chelsea.
Hingga pada akhirnya, ketika sudah memasuki kepala empat, Thiago Silva akhirnya kembali memperkuat Fluminense.
Pada saat bergabung dengan Fluminense, tugas berat seakan dipikul oleh pemain berdarah Brasil berusia 40 tahun tersebut.
Dikala usianya yang sudah berkepala empat, Thiago Silva seharusnya tinggal menikmati sisa-sisa kariernya sebelum gantung sepatu.
Hanya saja pada kenyataannya, eks pemain AC Milan dan PSG itu justru memikul beban tidak mudah untuk bisa menyelamatkan Fluminense yang merupakan klub masa kecilnya.
Bagaimana tidak, Fluminense yang dikenal sebagai salah satu klub top Brasil berada dalam situasi krisis tepat saat Thiago Silva awal-awal bergabung dengan tim tersebut.
Dari 17 laga pertamanya di Liga Brasil musim ini, Fluminense hanya mampu memetik satu kemenangan saja.
Apesnya lagi, lini pertahanan Fluminense selalu kebobolan dalam setiap laga dalam 17 pertandingan tersebut.
Rentetan hasil buruk yang diderita Fluminense itu akhirnya membuat klub tersebut berada di zona degradasi dan terancam turun kasta.
Namun, kedatangan Thiago Silva yang sudah kenyang pengalaman seakan menjadi berkah tersendiri bagi Fluminense.
Sejak diperkuat Thiago Silva, performa Fluminense perlahan namun pasti membaik hingga mampu bangkit pada sisa laga musim ini.
Dari 15 laga yang dijalani Fluminense sejak diperkuat Thiago Silva, tim tersebut hanya menelan kekalahan dua kali saja.
Hebatnya lagi, pertahanan Fluminense yang sebelumnya selalu rutin dibobol tim lawan mendadak sulit ditembus ketika diperkuat Thiago Silva.
Catatan 10 cleansheet dari 15 laga menjadi bukti vitalnya peran dan dampak yang diberikan Thiago Silva bagi Fluminense.
Singkat cerita, Fluminense akhirnya berhasil kembali ke jalur kemenangan dan terus mempertahankan trennya sampai akhir musim.
Fluminense yang awalnya terjebak di zona merah akhirnya mampu menyelamatkan dirinya untuk lepas dari posisi tersebut.
Merujuk pada klasemen akhir, Fluminense berhasil naik drastis hingga menempati posisi ke-13 dengan 46 poin.
Meskipun berada di luar 10 besar klasemen, perjuangan Fluminense untuk lepas dari jeratan degradasi sangat mengesankan.
Dan kehadiran sosok Thiago Silva yang sudah terkenal dengan leadership dan kualitasnya seakan menjadi kunci Fluminense lepas dari ancaman degradasi.
Dengan usianya yang sudah berkepala empat alias 40 tahun, pesona Thiago Silva seakan tidak memudar lantaran dirinya mampu mengangkat harga diri klub masa kecilnya yang sempat terpelosok ke papan bawah klasemen.
Tak salah rasanya jikalau tangisan Thiago Silva begitu pecah setelah musim ini selesai, di mana ia bisa menyelamatkan nasib klub masa kecilnya dari ancaman degradasi.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)