TRIBUNNEWS.COM - Arsenal dijadwalkan akan menjadi tuan rumah terlebih dahulu saat menjamu Newcastle United pada leg pertama semifinal ajang Carabao Cup musim 2024/2025.
Keseruan laga Arsenal vs Newcastle akan digelar di Stadion Emirates, Rabu (8/1/2025) jam 03.00 WIB via streaming Vidio.com.
Bagi Arsenal, laga melawan Newcastle seharusnya tidak boleh dianggap sepele atau remeh, apapun alasannya.
Jika merujuk pada rekam jejak Arsenal ketika berkompetisi di Piala Carabao, Meriam London kerap terpeleset.
Terpelesetnya Arsenal tampaknya dilatarbelakangi alasan kurang seriusnya mereka mengejar trofi Piala Carabao.
Baca juga: Efek Domino Cederanya Bukayo Saka, Ujian Berat Arteta Bawa Arsenal Konsisten di Jalur Juara
Anggapan Piala Chiki yang selama ini melekat dalam turnamen Piala Carabao seakan membuat Arsenal seperti alergi.
Hal itu dibuktikan sebuah fakta Arsenal sudah terlalu lama merasakan manisnya mengangkat trofi turnamen ini.
Arsenal terakhir kali mampu memenangkan gelar Piala Carabao yakni musim 1992/1993 alias lebih 33 tahun lalu.
Sejak keberhasilan menjuarai Piala Carabao pada musim tersebut, Arsenal tidak lagi meraih gelar yang sama.
Arsenal tercatat sempat menjadi finalis Piala Carabao dalam tiga edisi berbeda namun semuanya berakhir tragis.
Tim Meriam London kalah menyakitkan dari lawannya saat berada di partai final yakni tahun 2007, 2011 dan 2018.
Pada musim lalu saja, Arsenal harus rela tersingkir pada babak keempat di tangan West Ham setelah kalah 1-3.
Berkaca dari fakta sejarah tersebut, tak salah jika menyebut Arsenal seperti alergi dengan ajang Piala Carabao.
Hanya saja, anggapan itu seharusnya sudah bisa disudahi Arsenal musim ini untuk bisa meraih hasil lebih baik lagi.
Bukannya tanpa alasan, mengapa Arsenal harus menganggap gelar Piala Carabao selayaknya prestasi yang patut diperjuangkan lagi.
Alasan sederhananya yakni Arsenal butuh trofi untuk bisa mengikat kepercayaan pendukungnya terhadap proyek yang mereka jalankan.
Seperti diketahui, perkembangan luar biasa memang terus diperlihatkan Arsenal di bawah komando Mikel Arteta.
Setelah sempat mengalami situasi sulit pada awal kariernya melatih Arsenal, Arteta terus memberikan bukti.
Dalam dua musim terakhir, Arsenal hampir saja memenangkan gelar juara Liga Inggris, jika tidak ditikung Manchester City.
Keberhasilan Arteta membawa Arsenal kembali bersaing memperebutkan gelar Liga Inggris menjadi tanda pesatnya perkembangan tim Meriam London.
Hanya saja memang, belum ada satu trofi besar yang dimenangkan Arsenal bersama Arteta entah itu Liga Inggris atau Liga Champions.
Disisi lain, Arteta kerapkali kurang serius meraih gelar di kompetisi domestik terutama Piala Carabao atau Piala FA.
Khusus Piala Carabao, turnamen ini selayaknya prioritas terakhir Arteta, hal itu dibuktikan dengan rekam jejaknya.
Padahal jika ditelisik lebih jauh, gelar Piala Carabao tetaplah memiliki prestis tersendiri bagi klub besar Inggris.
Sebut saja Manchester City, Liverpool, Manchester United yang menjadi raja di beberapa edisi terakhir Piala Carabao.
Hal itu menunjukkan bahwa Piala Carabao bukanlah trofi Piala Chiki, dan sangat layak untuk diperjuangkan juga.
Termasuk oleh Arsenal yang terhitung baru memenangkan gelar Piala FA selama ditangani Arteta sejak 2019 silam.
Dan laga leg pertama melawan Newcastle United nanti menjadi momen tepat untuk menilai seberapa serius Arsenal memandang gelar juara Piala Carabao musim ini.
Jika mampu memenangkan leg pertama, langkah Arsenal untuk melangkah ke final makin terbuka, meski harus bertandang ke markas Newcastle pada leg kedua.
Seandainya mampu ke final Carabao Cup, Arsenal tinggal menunggu pemenang Liverpool vs Spurs untuk memperebutkan gelar juara.
Layak dinanti seperti apa perjuangan yang akan diperlihatkan Arsenal dalam memperebutkan prestasi terbaik di Piala Carabao musim ini?
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)