News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Shin Tae Yong Dipecat

Jejak Erick Thohir di Inter Milan Muncul Lagi setelah Pecat Shin Tae-yong dari Timnas Indonesia

Penulis: Guruh Putra Tama
Editor: Dwi Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Erick Thohir di acara peluncuran tiga aset digital Inter Milan di Senayan City, Jakarta. Keputusan Erick Thohir memecat Shin Tae-yong dan menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia membuat jejaknya sewaktu menjadi Presiden Inter Milan muncul kembali. (SUPER BALL/RAFLI ADITYA PRIATNA)

TRIBUNNEWS.COM - Langkah Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memecat Shin Tae-yong dari kursi pelatih Timnas Indonesia berimbas cukup dahsyat.

Penggemar sepak bola tanah air memiliki respons beragam terkait keputusan memberhentikan Shin Tae-yong dari posisi pelatih Timnas Indonesia.

Namun, ada hal lain yang ikut mencuat dalam proses pergantian pelatih Timnas Indonesia kali ini.

Dalam beberapa waktu terakhir, jejak Erick Thohir semasa masih menjadi Presiden Inter Milan muncul menjadi pembahasan.

Terkhusus, Erick Thohir mendapat sorotan saat melakukan pergantian pelatih Inter Milan menjelang musim 2016/2017 bergulir.

Saat itu, Erick Thohir mendepak pelatih kawakan, Roberto Mancini dari kursi manajerial Nerazzurri.

Hal yang menjadi sorotan adalah pemecatan itu dilakukan hanya dua minggu sebelum kompetisi musim 2016/2017 dimulai.

Situasi Inter Milan saat itu juga sedang dalam masa transisi.

Transisi yang dimaksud adalah proses masuknya Suning Group yang diketahui Steven Zhang yang akan masuk menggantikan Erick Thohir sebagai pemilik klub.

Baca juga: Usai Pecat STY, Erick Thohir Beri Bocoran Progres 3 Calon Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia

Ketum PSSI Erick Thohir (tengah) bersama legenda sepak bola Belanda Patrick Kluivert (kanan) yang dikabarkan menjadi calon pengganti Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong. (Warta Kota/HO)

Memang Suning saat itu belum memiliki kendali penuh soal pemilihan dan pencopotan pelatih.

Erick Thohir lah yang masih berwenang melakukan itu.

Ia pun memecat Roberto Mancini dan menunjuk Frank de Boer sebagai pengganti.

Penunjukkan Frank de Boer sebagai pelatih baru Inter Milan di musim 2016/2017 langsung menjadi sorotan.

Pasalnya de Boer dianggap belum punya pengalaman banyak sebagai pelatih.

Ia baru menukangi Ajax Amsterdam saja sebagai pijakan kepelatihannya.

Memang, ia berhasil mengantar Ajax juara 4 kali di Liga Belanda.

Namun dirinya masih minim pengalaman melatih di Italia.

Hal itu langsung nampak saat dirinya menukangi Inter Milan.

Nerazzurri tak bisa mendapatkan hasil-hasil baik yang diharapkan.

Pada akhirnya, Frank de Boer hanya bertahan empat bulan saja sebagai pelatih Inter Milan.

Kuasa Erick Thohir pun perlahan lenyap dari Inter Milan seiring kekuatan Suning Group yang makin kuat.

Pada akhirnya, ia menjual kepemilikan saham mayoritasnya di Inter Milan.

Posisinya sebagai Presiden klub pun pupus.

Langkah penuh sorotan kembali diambil Erick Thohir saat menjabat sebagai Ketua Umum PSSI.

Ia memutuskan untuk mengganti Shin Tae-yong dengan pelatih baru.

Hingga detik ini, satu nama pelatih yang muncul ke permukaan dan jadi kandidat kuat pelatih Timnas Indonesia ialah Patrick Kluivert.

Secara profil mantan pemain, Kluivert jelas mempunyai CV mentereng seperti pernah memperkuat Ajax Amsterdam, Barcelona hingga AC Milan.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir saat diwawancarai usai meninjau kualitas rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (8/11/2024). (Abdul Majid/Tribunnews.com)

Namun dalam karier manajerial, mantan penggawa timnas Belanda ini masih kalah jauh dari Shin Tae-yong.

Patrick Kluivert mulai terjun di dunia kepelatihan pada Juli 2008 ketika menjadi pelatih penyerang AZ Alkmaar.

Setelah satu setengah tahun, Kluivert direkrut Ange Postecoglou ke klub Australia Brisbane Roar sebagai asisten pelatih pada 2010.

Kluivert kembali jadi pelatih striker di NEC Nijmegen kemudian melatih FC Twente U21. Dari 45 laga bersama Twente U21, Kluirt 25 kali menang dan 13 kali kalah.

Di tangan Kluivert FC Twente U21 menempati peringkat pertama Beloften Eredivisie.

Epic bersama Jong Twente mengantar Kluivert jadi asisten Louis van Gaal di timnas Belanda. Pada Maret 2015, Kluivert untuk kali pertama jadi pelatih tim senior di timnas Curacao.

Akan tetapi Kluivert gagal dalam Kualifikasi Piala Dunia 2016 zona CONCACAF. Gagal di Curacao, Kluivert jadi pelatih Ajax Amsterdam U19.

Kariernya berlanjut jadi penasihat timnas Curacao dan direktur olahraga Paris Saint-Germain (PSG).

Kluivert tidak memiliki banyak pengalaman memegang tim utama. Pada 2018 jadi asisten Clarence Seedorf di timnas Kamerun. Lalu jadi manajer akademi Barcelona.

Pelatih 48 tahun ini kembali ke Curacao sebagai caretaker pada 2021. Namun lagi-lagi gagal dalam Kualifikasi Piala Dunia 20222, kemudian dihajar Bahrain 0-4 dalam laga persahabatan.

Klub Liga Turki, Adana Demirspor jadi satu-satunya klub yang dilatih Kluivert pada Juli 2023.

(Tribunnews.com/Guruh/Giri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini