TRIBUNNEWS.COM - Megabintang Al Nassr dan timnas Portugal, Cristiano Ronaldo diklaim tidak memiliki kebencian kepada Lionel Messi. Tapi CR7 alami frustrasi karena ada di nomor dua.
Cristiano Ronaldo adalah sosok yang penuh emosi dan sebenarnya tidak benar-benar yakin bahwa dirinya lebih baik dari Lionel Messi, demikian klaim seorang pakar bahasa tubuh.
Bintang asal Portugal yang mengoleksi lima gelar Ballon d’Or itu baru-baru ini menjalani wawancara bersama La Sexta.
Ronaldo berkata bahwa dirinya adalah pemain terbaik sepanjang masa.
Bintang Al Nassr ini memang memiliki catatan trofi dan gol yang dapat mendukung pernyataan tersebut.
Namun, seorang pakar bahasa tubuh menilai bahwa Ronaldo sebenarnya hanya meyakinkan dirinya sendiri ketika membuat klaim tersebut di depan publik.
Darren Stanton, seorang pendeteksi kebohongan dan pakar bahasa tubuh, mengamati wawancara terbaru Ronaldo untuk OLBG.
Dari cara bicara dan gestur sang pemain, Stanton berusaha membaca emosi yang tersembunyi di balik kata-kata Ronaldo.
Menurut Stanton, berdasarkan wawancara tersebut, ekspresi Ronaldo menunjukkan bahwa ia sedang dipenuhi kemarahan. Ia merasa tidak mendapatkan penghormatan yang seharusnya ia terima.
"Ronaldo sedang merasa sangat kacau. Kita bisa melihat perpaduan emosi, terutama kemarahan, dia adalah sosok yang sangat marah saat ini. Saya rasa dia merasa tidak dihargai sebagaimana mestinya," ujar Stanton, dikutip dari laman GOAL International.
"Kita melihat gestur yang disebut dengan 'senyum tapal kuda', yang bertahan kurang dari seperlima detik. Ini sebenarnya adalah ekspresi kemarahan, kebalikan dari senyum bahagia. Alisnya menyatu, matanya menyipit," tambahnya.
Stanton juga menilai bahwa Ronaldo merasa dirinya tidak mendapatkan pengakuan yang layak sebagai legenda, meskipun justru terlihat ada sisi dalam dirinya yang kurang percaya diri di beberapa aspek.
Baca juga: Cristiano Ronaldo Serempet Kompetisi Lain, Liga Naungan Lionel Messi Jadi Sasaran
Dalam perdebatan tentang siapa pemain paling lengkap sepanjang masa, Ronaldo sering kali membandingkan dirinya dengan Messi, Diego Maradona, dan Pele.
Namun, Stanton berpendapat bahwa bahasa tubuh Ronaldo bertentangan dengan kata-kata yang ia ucapkan.