TRIBUNNEWS.COM – Lembaga Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) saat ini tengah mengembangkan teknologi mesin pencari yang diklaim bakal lebih hebat ketimbang layanan serupa milik Google. Lantas, di balik klaim itu, bagaimana sebenarnya cara kerja dari layanan yang dinamakan Memex ini?
Sebagai mesin pencari, layanan yang namanya diambil dari kombinasi Memory dan Index ini sejatinya dapat digunakan untuk mencari hal apa pun.
Akan tetapi, sang pembuat layanan ini, Christopher White, ingin Memex fokus membantu memerangi berbagai macam bentuk tindak kejahatan, terutama untuk masalah prostitusi online dan perdagangan manusia.
Cara kerja dari sistem ini cukup rumit. Seperti KompasTekno kutip dari Popular Mechanics, Selasa (17/2/2015), sistem Memex bertugas mengisi basis data miliknya dengan cara menyisir semua informasi yang ada di dunia maya.
Sebagai gambaran, mari ambil contoh kasus dari masalah prostitusi online. Sistem milik Memex nantinya akan menyisir semua informasi di internet yang berkaitan dengan masalah tersebut. Salah satu kemungkinan informasi yang disisir berasal dari iklan prostitusi yang diposting secara online.
Berdasarkan iklan tersebut, sistem akan mengambil informasi seperti nomor telepon, gambar, dan juga lokasi metadatanya. Dengan data yang dihimpun ini, diharapkan pihak berwenang dapat dengan mudah memetakan lokasi kejahatan.
Berbeda dengan hasil pencarian yang ditawarkan oleh Google, Bing, dan Yahoo, yang didasarkan pada iklan dan ditampilkan secara linear berdasarkan algoritma mesin pencari, Memex akan menyajikan informasi ke dalam bentuk infografis yang canggih dimana informasi itu sulit ditemukan oleh Google.
Saat ini, Memex tersedia secara gratis dan tersedia untuk diakses oleh publik. Alasannya mengapa White menyediakan layanan ini secara publik, karena semua pengerjaan layanan ini menggunakan dana yang berasal dari pajak warga AS.
White pun berencana untuk lebih mengembangkan sistem Memex untuk memerangi terorisme, seperti memantau aktivitas ISIS. (Delusino)