TRIBUNNEWS.COM – Penjualan kamera aksi GoPro kini mulai menurun.
Akibatnya, perusahaan pun melakukan penghematan dengan cara memberhentikan 7 persen dari total karyawan.
Selain memutus hubungan kerja dengan sejumlah pegawai, pihak GoPro yang go public pada 2014 lalu ini juga memperingatkan investor mengenai penurunan volume penjualan.
Prediksi keuntungan kuartal ke empat tahun finansial 2015, yang semula ada di kisaran 500 juta dollar, dipangkas menjadi sekitar 435 juta dollar
Turunnya penjualan itu diprediksi terjadi karena sejumlah hal, namun yang paling vital adalah ketiadaan produk andalan.
GoPro tidak pernah merilis produk jagoan baru sejak 2014. Kamera terakhir yang diperkenalkan saat itu adalah Hero 4 Black dan Hero 4 Silver.
Kedua kamera tersebut memang terjual cukup banyak pada momen liburan 2014 silam, yaitu 2,4 juta unit.
Kemudian pada 2015 GoPro meluncurkan Hero 4 Session, sebuah kamera aksi berukuran kecil dengan banderol harga yang dinilai terlalu mahal.
Sekarang, GoPro, berkomitmen untuk berubah. Pemangkasan jumlah pegawai, menurut perusahaan kamera itu, adalah jalan yang mesti ditempuh.
Hal itu seiring pergerakan menuju kategori produk baru yang akan jadi tujuan pengembangan perusahaan, yakni virtual reality dan quadcopter.