Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM – Asus adalah karib Intel dan Qualcomm. Coba telusuri seri-seri Zenfone atau Pegasus tidak ada yang menggunakan chipset bikinan di luar dua vendor prosesor itu.
Mediatek sebenarnya tak ketinggalan. Namun faktor citra produk Tiongkok yang tak segarang produk lain masih sangat kuat.
Secara harga memang smartphone yang menggunakan chipset buatan Mediatek harganya miring lebih murah.
Jadi jangan heran, setiap kali muncul smartphone yang mengenakan chipset MT cenderung dicap kelas bawah.
Untuk pertama kalinya, Asus memilih prosesor MT6580 dengan kecepatan komputasi 1,3 GHz. Agar tak dibilang setara dengan Zenfone, Asus tak menambahkan embel-embel subbrand tersebut.
Asus gres dengan layar 5 inci (IPS LCD resolusi 720 x 1280 pixel) ini dijuluki Live (nomor seri G500TG) yang kabarnya sudah “menyerang” Brasil.
Prosesor satu ini memang didesain untuk kencang di jalur 3G dan cocok dengan prosesor grafis Mali 400MP. Namun memang belum berkualifikasi 4G LTE.
Secara teknis sudah mendukung penggunaan kamera utama dengan resolusi paling maksimal 13 MP.
Namun tampaknya, Asus ogah menggunakan high res cam. Seri Live cukup dibekali kamera utama 8 MP saja.
Walaupun begitu, Asus mencoba tetap memberi produk yang up date. Karenanya, ponsel seberat 140 gram ini wajib memakai OS Android Lollipop.
Desain khas Asus seperti pada Zenfone juga diadopsikan, sehingga tetap kelihatan good looking.
Di samping itu, kapasitas baterainya pun disiapkan sebesar 2.070 mAh. Plus memori internal mencapai 16 GB (RAM 2 GB).
Harga di Brasil mencapai Rp 2,9 jutaan. Nah, faktor ini tampaknya yang agak membuat konsumen bakal bertanya.
Seri Zenfone Zelfie saja yang pakai kamera 13 MP dan prosesor Snapdragon 615 dijual sekitar Rp 3,1 jutaan.
Prosesor MT6580 kerap kali justru disetarakan dengan Snapdragon 410 yang lebih low dibanding Snapdragin 410.
Produk punya kompetitor yang layak disetarakan, Lenovo A6010 (yang bahkan bisa bekerja di jaringan 4G) hanya dijual Rp 1,9 jutaan saja.