TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Situs e-commerce Bhinneka.com berencana melakukan penawaran saham perdana (initial public offering-IPO) pada tahun 2018 mendatang.
Situs belanja online yang awalnya fokus berjualan produk komputer ini akan memprioritaskan pembeli dari dalam negeri.
Chief Executive Officer Bhinneka Hendrik Tio mengatakan prioritas terhadap pembeli saham lokal ini tak berarti mereka antipati terhadap pembeli dari luar.
Namun, hal tersebut seiring dengan harapan mereka untuk tetap jadi perusahaan lokal.
Dia juga mengatakan dalam IPO nanti Bhinneka akan menawarkan kurang lebih 20 persen sahamnya kepada publik.
"Targetnya kami akan IPO pada 2018 atau 2019, kita lihat antara dua itu," ujar Hendrik saat ditemui di acara ulang tahun ke 23 Bhinneka, di Jakarta, Selasa (23/2/2016).
Akhir tahun lalu, Bhinneka baru saja mengantongi suntikan dana segar sebesar Rp 300 miliar dari pemodal ventura Ideosource.
Dana tersebut digunakan untuk pengembangan back-end hingga layanan e-commerce mereka.
Untuk menuju IPO, menurut Hendrik, Bhinneka memang perlu menyiapkan banyak hal. Antara lain soal menjaga bisnisnya tetap tumbuh, besaran keuntungan yang didapat, dan persiapan keuangan.
Dia juga memberi catatan bahwa pertumbuhan Bhinneka dalam tahun ini tergolong baik dibandingkan periode yang sama di tahun lalu, kendati dia tidak mendetilkan berapa besarannya.
"Pertumbuhan kami year on year kami sekitar triple digit. Ini bagus karena sebelumnya memang tidak pernah begitu. Tahun lalu year on year kami hanya double digit saja," pungkas Hendrik.
"Targetnya tahun ini revenue kami tumbuh triple digit, kami coba di atas 100 persen lah. Mungkin nilainya di atas Rp 2 triliun, pungkasnya.
Bhinneka juga sedang menggarap perluasan bisnis, yaitu membuka kanal business to business di situsnya.
Selama ini Bhinneka melayani segmen ini, namun perusahaan yang membutuhkan layanan tersebut mesti mengajukan procurement melalui representative office offline mereka.