TRIBUNNEWS.COM – Duet Samsung Galaxy S7 diperkenalkan dengan harga lebih rendah dari pendahulunya. Rp 9 juta untuk varian layar datar dan Rp 10,5 juta untuk varian layar lengkung (Edge).
Padahal, spesifikasi ponsel ditingkatkan signifikan.
Antara lain kemampuan anti air IP68, RAM 4 GB, slot microSD hingga 200 GB, kamera 12 megapiksel dengan bukaan f/1.7, serta baterai 3000 mAH dan 3600 mAH.
Meski lebih murah, modal komponen yang diperlukan untuk produksi Galaxy S7 sejatinya jauh di bawah harga komersilnya.
Dilansir dari AndroidAuthority, modal Galaxy S7 cuma 255 dollar AS atau setara Rp 3,3 jutaan.
Setidaknya itu yang diungkap tim peneliti IHS, yang mempreteli Galaxy S7 dan menelusuri harga dari tiap-tiap komponennya.
Samsung menaikkan harga Rp 5,6 jutaan saat ponsel dijual ke pasar.
Perlu ditambahkan selisih "harga asli" Galaxy S7 dengan banderol pasarannya diperlukan untuk menutup biaya-biaya lain yang diperlukan, seperti ongkos riset, pemasaran, dan distribusi perangkat, di samping margin profit.
Komponen paling mahal, kata IHS, adalah prosesor Snapdragon 820 dengan harga 62 dollar AS atau setara Rp 805 ribuan.
Artinya, 25 persen dari total modal Galaxy S7 digelontorkan untuk jeroan yang satu ini.
Meski begitu, untuk beberapa pasar termasuk Indonesia, chipset Galaxy S7 yang digunakan adalah Exynos 8890.
Harga prosesor buatan Samsung tersebut tak diungkap. Namun, kemampuannya kurang lebih sama dengan Snapdragon 820.