News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisruh Transportasi Online

Netizen Pilih Mana? Taksi Konvensional atau Transportasi Berbasis Aplikasi Online?

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Aksi demo ribuan sopir taksi di Jakarta menyedot perhatian dunia. Setidaknya hal itu tergambar juga dari obrolan maya di media sosial.

Desmarita Murni Communications Director Indonesia Change.org menyebutkan percakapan tentang pro kontra transportasi berbasis aplikasi digital menghangat di media sosial, menyusul aksi demo taksi konvensional.

Sejumlah petisi muncul di laman Change.org, baik yang mendukung maupun menolak taksi online tersebut.

Dari segi jumlah, netizen terlihat lebih banyak mendukung transportasi berbasis aplikasi.

Menurut Desmarita, pegiat media sosial Donny BU beberapa jam lalu memulai sebuah petisi berjudul "Pengusaha dan Pengemudi Taksi Konvensional, Berdamailah dengan Konsumen (Digital)mu."

"Dalam petisinya ia mengingatkan agar pengusaha dan pengemudi taksi konvensional, beradaptasi dengan teknologi," jelasnya kepada Tribun, Selasa (22/3/2016).

"...Pahami perilaku konsumen di era digital! Jangan menentang perubahan, berdamailah dengannya," katanya dalam kutipan di awal petisinya seperti dikutip Demarita.

Saat ini pukul 15.00 WIB sudah terkumpul hampir 10.000 dukungan.

Donny BU juga mengutip pakar manajemen pemasaran Rhenald Kasali dan pakar media sosial Nukman Luthfie, sebagaimana berikut ini :

"Pesaingnya (taksi konvensional) bukan sesama bisnis taksi, melainkan para pembuat aplikasi yang mempertemukan para pemilik mobil pribadi dengan calon konsumen yang membutuhkan jasa angkutan. Selamat datang di peradaban sharing economy. Efisiensi menjadi kenyataan karena kita saling mendayagunakan segala kepemilikan yang tadinya idle dari owning economy. Hadirnya aplikasi (online) ini membuat bisnis taksi tersaingi. Begitulah, kita tak bisa membendung teknologi. Ia akan hadir untuk menghancurkan bisnis yang sudah mapan, yang tak bisa beradaptasi dengan perubahan. Persis kata Charles Darwin, bukan yang terkuat yang akan bertahan, tetapi yang mampu beradaptasi dengan perubahan. Intinya jangan menentang. Berdamailah dengan perubahan." Rhenald Khasali

Perusaahaan taksi konvensional memang sedang menghadapi tantangan berat. Konsumen kini punya pilihan yang lebih baik. Dengan menggunakan transportasi berbasis aplikasi, mereka bebas memilih kendaraan mana yang akan dinaikinya sebagai pengganti taksi. Apakah perusahaan taksi (dan para sopirnya) itu tak sadar bahwa yang mereka lawan adalah konsumen mereka sendiri, yang selama ini mereka layani apa adanya (itu jika betul mereka melayani)? Memang berat menghadapi konsumen di era digital. Jika ingin bertahan di era digital, perusahaan/produsen harus memahami perilaku konsumen digital ini. Masuk dan bertempur di layanan berbasis aplikasi. Konsumen di era digital menyukai layanan digital yang memudahkan hidupnya.” Nukman Luthfie

Petisi tersebut ditujukan kepada Presiden Joko Widodo, Presdir Express Group Daniel Podiman, Menhub ignasius jonan, Menkominfo Rudiantara, Menkop UKM Ngurah Puspayoga, Dirut Blue Bird Purnowo Prawiro dan Gubernur DKI Basuki T Purnama.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini